12. Kunjungan Ke Adipati

147 15 0
                                    

   Raygan sejak tadi merasa gusar di dalam mobil. Ia sudah berada di dalam mobilnya sejak setengah jam yang lalu, menghubungi ponsel Kayla namun tak kunjung ada respon yang didapatkan.

   Raygan sudah sempat mampir ke kelasnya Kayla, dan hanya menemukan Mila yang mengatakan tidak tahu tentang keberadaan Kayla lagi sejak dipanggil ke ruang kedisiplinan.

   Tangan Raygan sontak berhenti, ponselnya yang sempat ingin ditempelkan pada telinga terlihat ditarik turun kembali. Sosok perempuan dengan seragamnya yang berantakan terlihat sedang berjalan berhasil menarik perhatiannya.

   Kayla berjalan sendirian. Rambutnya tampak berantakan juga, sebenarnya apa yang sudah dilakukan Kayla?

   Raygan beranjak turun, menghampiri Kayla yang belum menyadari kehadirannya.

   "Kayla!" panggil Raygan.

    Kayla mendongakkan kepala, senyumnya terbit dengan sempurna. Raygan menunggunya, ia melambai tinggi. "Ray!" sapanya balik seraya berlari menghampiri.

   "Jangan lari!" tegur Raygan dan mengambil alih tas yang tersampir di sebelah bahu Kayla.

  Kayla tersenyum menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi, kekesalannya seketika menghilang melihat Raygan yang rapi menunggunya untuk pulang bersama.

   "Tau nggak Ray, aku capek banget!" keluh Kayla bercerita. Keduanya berjalan mendekati mobil yang terparkir sendirian di parkiran.

   Sepekan berlalu, mereka sama-sama sepakat mengubah gaya panggilan. Tepatnya Raygan yang menanyakan bagaimana gaya berbicara Kayla dulu dengan Adipati. Dan kata Kayla mereka berbicara dengan sopan seperti aku-kamu.

   Adipati memang sosok yang lembut dan penyayang bagi Kayla. Beda dengan Raygan yang jahat dan suka menghukumnya.

   "Ngapain aja emang seharian?" tanya Raygan seraya membukakan pintu mobil untuk Kayla.

   Kayla tersenyum dengan perhatian Raygan. "Makasih," ujarnya sebelum masuk ke dalam mobil.

   Kayla menunggu Raygan masuk untuk melanjutkan ceritanya yang terpotong.

   "Aku dihukum bersihin aula, Ray!" adu Kayla kemudian seraya menyerongkan tubuhnya agar menghadap pada Raygan.

   "Sendirian?" balas Raygan sembari memajukan tubuhnya ke arah si perempuan untuk memasangkan seatbelt milik Kayla.

   Kayla bercerita dengan kegiatan Raygan yang belum selesai. "Berdua sih, tapi dia banyakan bicaranya. Nggak membantu sama sekali, huh!"

   Raygan tersenyum kecil melihat raut kesal Kayla.

   "Dihukum karena apa sih?" Raygan bertanya lagi dengan fokus yang sepenuhnya diberikan pada wajah lelah Kayla.

   Kayla menatap Raygan dengan raut sedih.

   "Aku cuma minta ganti roti langit, karena dia udah rebut roti langit aku di kantin. Tapi dianya ngotot ngerasa nggak bersalah, yaudah kita debat deh di lapangan."

   Raygan menghela pelan. Merapikan anak rambut Kayla yang menempel di wajahnya. "Lain kali nggak usah diladenin, kamu jadi capek kan." ujarnya penuh perhatian.

   "Iya capek banget," keluh Kayla bersikap manja.

   "Kangen juga," ujar Kayla selanjutnya sambil tersenyum.

   "Peluk?"

    Kayla mengangguk, merentangkan kedua tangannya memeluk Raygan yang belum memasang sabuk pengamannya sendiri. Jadi hanya Raygan yang bisa bergerak maju dengan leluasa.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang