17. Kayla Kembali Jatuh

125 15 0
                                    

   Kayla Ratu Atmaja, sudah menghabiskan waktu sebanyak sepuluh menit lamanya untuk menunggu seorang diri di dalam ruang osis. Kayla menunggu Raygan yang entah pergi kemana setelah memastikan dirinya masuk ke dalam ruangan tersebut.

   Kayla dibiarkan menunggu sendirian, tanpa ada apapun yang menemani. Kebiasaan seorang Kayla Atmaja adalah melupakan ponselnya, hingga sekarang tak bisa dirubah. Ia sungguh menyesali memiliki kebiasaan seperti itu, karena di saat suntuk seperti sekarang ini, ponsel adalah sahabat sejati tiap orang.

   Kayla menggoyang-goyangkan kakinya mengikuti alunan nada yang tercipta di dalam otaknya dan disalurkan melalui mulut.

   "Laa... laa... laa..!" Kayla sangat percaya diri untuk mengakui suaranya bagus. Tapi komentar dari orang lain juga selalu menjadi perhatian utama, maka Kayla mencoba mempertahankan keahlian vokalnya untuk dinikmati sendirian saja.

   "Raygan mana sih?" gumam Kayla seraya melipat kedua tangan di depan dada. Punggungnya disandarkan pada kursi yang sering diduduki Raygan ketika memimpin rapat bersama anggota kedisiplinan.

   Suara pintu dibuka seseorang membuat Kayla sontak menegakkan punggung. Meneguk ludah pelan, berharap-harap cemas pada siapa yang akan datang.

   Padahal ia menantikan Raygan, tapi mengingat tatapan marah Raygan padanya. Membuat Kayla malas menemui, nanti malah jadi perdebatan berujung pertengkaran tanpa akhir.

   "Lama nunggunya?" Raygan berjalan masuk sembari memberi pertanyaan pada Kayla.

   Kayla mengangguk jujur, "Nggak lama sih, cuma kangen aja." Apa yang diucapkan sangat berlainan dengan yang diharapkan terucap.

   Raygan tersenyum, mendekati Kayla yang masih duduk di kursi kebesarannya.

   "Kangen Ray," ujar Kayla langsung memeluk pinggang Raygan yang berdiri di dekatnya.

   Kayla masih duduk, dengan kedua tangan melingkar pada pinggang Raygan erat.

   Raygan mengusap rambut Kayla penuh sayang, satu tangannya juga membalas pelukan Kayla. Melingkar di bahu Kayla.

   "Maaf ya," ujar Raygan.

   "Buat?"

   "Udah batalin rencana kita kemarin." Raygan terus kepikiran karena membatalkan rencana kencannya dengan Kayla pekan kemarin.

   "Gak apa-apa, Ray. Aku tau kamu sibuk sama kegiatan sekolah."

   Kayla selalu memaklumi kesibukan Raygan, bahkan dulu sebelum hilang ingatan, Kayla selalu memakluminya.

   Nasib pacaran dengan anak organisasi. Apalagi Raygan adalah ketuanya.

   Posisi keduanya masih sama, enggan saling melepaskan. Kayla tenggelam dalam wangi Raygan yang memang sangat unik dan berbeda dari cowok kebanyakan.

   "Kay," panggil Raygan pelan.

   "Hm."

   "Kamu berteman sama Araf?"

   Kayla sontak menjauhkan wajahnya dari perut Raygan, mendongakkan wajahnya agar bisa menatap wajah sang lelaki yang berdiri tegap.

   "Kayaknya berteman," jawab Kayla tidak tahu pasti apa hubungannya dengan Araf saat ini. Dulu mereka berdebat karena roti langit, kemarin mereka berbicara karena pasar dan hari ini mereka terlihat akrab karena roti langit lagi.

   "Kayaknya?" Raygan mengulang dengan mata menyorot Kayla sangat dalam.

   "Kenapa kamu ragu?" Bertanya pelan. Tangan Raygan juga ikut mengusap pipi Kayla.

   Selamatkan Kayla yang love languagenya diserang.

   Sentuhan Raygan selalu berhasil untuk memicu debaran jantung Kayla semakin menggila.

   "Bukan ragu, Ray. Hanya saja," Kayla bingung menjelaskannya. Masa harus diceritakan pengalaman buruknya kemarin ketika berkunjung ke pasar.

   "Hm," Raygan bergumam menantikan lanjutan kalimat Kayla yang disengaja menggantung.

   "Maaf Ray," Kayla kembali memeluk Raygan seraya meminta maaf.

   "Kamu nggak berbuat salah Kayla, aku cuma tanya apa kamu berteman dengan Araf."

   "Iya Ray, aku berteman sama dia."

   Raygan mengangguk paham.

   "Kamu marah aku temenan sama Araf?"

   Raygan menggeleng pelan, secara tiba-tiba kedua tangannya memegang pinggang Kayla untuk diangkat kemudian mendudukkannya di atas meja.

   Kayla sedikit terkejut, tapi kemudian bersikap biasa saja. Menatap wajah Raygan yang kini sejajar di depannya.

   "Aku nggak marah kamu mau berteman dengan siapa aja, itu hak kamu membuat pertemanan. Justru bagus kalo teman kamu banyak," oceh Raygan sembari memeluk pinggang Kayla.

   "Tapi aku cemburu Kayla," akui Raygan membuat Kayla hampir memekik. Astaga, jarang sekali dulu Raygan bersikap cemburu padanya. Tapi sekarang, Raygan malah terang-terangan mengakui.

   Kayla membasahi bibir bawahnya, menatap Raygan di depannya dengan lekat.

   "Kamu cemburu sama Araf?" Kayla menanyakan hal yang sudah pasti.

   Raygan mengangguk tanpa memalingkan wajah.

   "Buat cemburu itu pergi Kay," tutur Raygan merasa berat karena selalu memikirkan Kayla yang akan meninggalkannya.

   Kayla menggeleng. "Cemburu aja Ray, aku suka kamu cemburu. Itu artinya kamu sayang sama aku."

   "Kamu sayang aku, Kay?" Raygan bertanya.

   Kayla mengalunkan kedua lengannya di leher Raygan, menariknya semakin dekat untuk mempersempit jarak.

   "Sejak dulu sampai sekarang nggak pernah berubah, cuma makin nambah aja."

   "Ingatan aku belum kembali Kay, tapi rasa sayang aku buat kamu itu nyata."

   Kayla tersenyum, wajahnya memang setenang lautan. Tapi kalian tidak mengetahui dalamnya, yang sudah meluap bagaikan ombak tsunami.

   Laki-laki berkacamata atas nama Raygan Anugerah Adipati. Berhasil memporak-porandakan hati Kayla untuk yang kedua kalinya.

   Selalu berhasil, Kayla selalu berhasil jatuh.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang