9. Rumah Raygan

151 17 0
                                    

   Dua puluh menit yang lalu bel pulang SMA Adipati sudah berbunyi nyaring. Saat ini suasana sekolah mulai sepi oleh siswa-siswi, hanya mereka yang memiliki kegiatan tambahan yang tinggal.

  Kayla melangkah santai menyusuri koridor sekolah yang sudah sepi. Nasib pacaran sembunyi-sembunyi begini nih, dirinya harus sabar menunggu sekolah sepi agar bisa pulang bersama Raygan.

   Raygan mengajaknya pulang bersama tadi, selain itu Raygan juga meminta tolong agar ditemani berbelanja mengisi kulkasnya yang kosong di apartemen.

   Kayla baru tahu jika Raygan mempunyai apartemen, setahunya Raygan selama ini tinggal bersama orang tuanya di kediaman Adipati.

   Ponsel Kayla berbunyi.

   "Halo, dimana Ray?"

   Satu jawaban diberikan Raygan membuat panggilan yang sudah terhubung langsung terputus.

   Kayla memastikan tak ada yang melihat. Dia berjalan cepat ke arah parkiran, astaga dirinya kelihatan seperti pelaku pencurian saat ini. Mengendap-endap dengan mata terus memastikan keadaan sekitar.

   "Lama ya nunggunya?" Kayla masuk ke dalam mobil yang dikemudikan Raygan.

   Raygan memperhatikan Kayla yang baru masuk dan duduk di sebelahnya.

   "Nggak lama, gue juga baru keluar." Gerak-gerik Raygan tak luput dari Kayla. Laki-laki itu mencari sesuatu, ia menemukan tissue dan memberikannya pada Kayla.

   "Lo keringetan," ucapnya menyerahkan beberapa lembar tissue pada Kayla.

   "Thanks," balas Kayla mengambil alih tissue dari tangan Raygan. Menyeka wajah dan lehernya yang memang berkeringat karena panas matahari.

   "Kita berangkat," ujar Raygan menyalakan mesin mobil. Meninggalkan pelataran parkiran SMA Adipati yang sudah sepi.

   "Ray, gue mau tanya boleh?" Kayla ingin menanyakan suatu hal tapi meminta izin dulu agar tidak mengganggu Raygan.

   "Boleh," jawab Raygan tak mengalihkan perhatian dari jalanan di depan.

   "Sejak kapan lo punya apartemen?" Kayla benar-benar penasaran.

  "Hadiah kakek waktu gue 17 tahun, nggak pernah dipakai."

   "Terus kenapa mau diisi?" tanya Kayla. Raygan mengajaknya berbelanja untuk mengisi apartemen tersebut, lantas untuk siapa jika tidak dipakai.

   "Mulai hari ini bakal gue tempatin," balas Raygan.

   "Kenapa?"

   "Salah gue mau tempatin?"

   Kayla menggaruk pipinya salah tingkah ditatap secara intens. "Nggak salah sih," ujarnya pelan. Bodoh sekali dia bertanya demikian.

   "Nanti lo mainnya ke apartemen aja, jangan ke rumah."

  Kayla bingung kenapa Raygan tiba-tiba membuat peraturan. Tapi enggan bertanya, biar nanti saja secara alami hal itu menjadi topik percakapan mereka.

   Mereka telah sampai di salah satu pusat perbelanjaan.

   "Ada list belanja nggak, Ray?" tanya Kayla berjalan di samping Raygan yang sudah mendorong sebuah troli.

   "Nggak ada, gue nggak tahu mau belanja apa aja." Memang benar Raygan tidak tahu. Selama ini bundanya lah yang selalu berbelanja di rumah.

   Kayla meringis, ini sih jadinya dia yang akan berbelanja. "Yaudah deh, ayo." Memimpin jalan diikuti Raygan yang setia mendorong troli.

   Tangan Kayla sangat terampil mengambil barang di atas rak. Sedikit berjinjit jika barang yang diinginkan berada di atas, berjongkok jika barang yang diinginkan ada di rak terbawah.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang