18. Keterdiaman Kayla Atmaja

129 15 0
                                    

   "Nyebelin banget sih!"

   Kayla terlihat duduk di dalam kelas sendirian, semua murid sudah pulang karena bel pulang Adipati telah berbunyi sejak satu jam yang lalu.

   "Pengen marah tapi ini Raygan." Kayla terdengar mengomel sendiri.

   15 menit yang lalu ia mengirimkan pesan, menagih janji Raygan yang tadi mengajak pulang bersama. Tapi satu menit yang lalu jawaban Raygan baru masuk, mengatakan ada rapat dadakan yang membuatnya tak bisa pulang bersama Kayla.

   Kayla tampak membuang napas, membuka lagi ponselnya. Masuk lagi ke ruang obrolan dirinya dengan Raygan, rupanya Raygan sudah tidak online.

   Kayla mengetikkan beberapa huruf yang terangkai membentuk kata.

   "Tidur dulu deh sambil tungguin Raygan selesai rapat," ujar Kayla sembari merebahkan kepala di atas meja.

   Ia mengirimkan sebuah teks chat untuk Raygan yang menginformasikan jika sekarang Kayla akan menunggu sampai Raygan selesai dengan kegiatan sekolahnya.

   Tapi yang terlihat hanya ceklis satu. Kayla yakin Raygan akan membacanya nanti setelah rapat bersama anggota kedisiplinan berakhir.

   "Astaga ketiduran!" Kayla bangun karena terkejut dengan mimpinya. Cepat-cepat meraih tasnya dan segera berdiri untuk keluar dari kelas.

   Melangkahkan kaki menyusuri koridor yang sudah sepi, langit pun sudah mulai menggelap.

   Entah sudah jam berapa sekarang.

   Kayla memperhatikan sekitarnya, rupanya memang sudah hampir malam. Langit mulai menunjukkan semburat kekuningan.

   "Astaga Hp gue," rutuk Kayla melupakan lagi ponselnya. Ia hendak berbalik arah namun tak sengaja berpapasan dengan tiga orang, dan salah satunya adalah yang dicari Kayla.

   "Kay?" Angga menegur Kayla yang diam terbengong.

   "Eh," Kayla menoleh menatap Angga dengan kikuk. Sempat bertemu tatap dengan Raygan yang menatapnya terkejut.

   "Lo kenapa belum pulang?" tanya Angga heran. Karena sekolah sudah tutup sejak beberapa jam yang lalu, tinggal mereka yang memiliki urusan yang tinggal.

   "Gue ketiduran di kelas," jawab Kayla benar adanya. Dia ketiduran ketika menunggui Raygan sang pacar.

   "Terus kenapa balik lagi?" Angga bertanya lagi karena jalan Kayla berlainan dengan mereka yang ingin pulang.

   "Ada yang ketinggalan di kelas, Hp gue." Kayla menjawab cepat hendak segera pergi tapi pertanyaan Angga lagi-lagi membuatnya berhenti.

   "Mau ditemenin nggak, udah gelap soalnya Kay."

   Kayla menggeleng menolak tawaran baik Angga yang ingin menemani. Memberi lirikan pada Raygan.

   "Ayo Ray, kita duluan aja." Suara Rina menginterupsi Raygan yang sejak tadi diam memandang Kayla.

   "Nggak apa-apa, Kay. Biar gue temenin," sahutan Angga membuat kesadaran Kayla terkumpul kembali. Rasa kecewanya tak dapat ditampik, Raygan berencana pulang bersama Rina. Sedangkan dia sudah menunggu sejak tadi.

   Pandangan kecewa ditangkap Raygan dari kedua bola mata Kayla. Ia sadar telah berbuat kesalahan.

   "Boleh gue minta tolong, Ngga?" Suara Raygan akhirnya didengar Kayla. Sejak tadi lelaki itu hanya diam, padahal Kayla ingin ada reaksi yang tercipta dari wajah tampan sang pacar rahasia.

   "Gantiin gue anterin Rina pulang," ujar Raygan.

   "Lho, kenapa gitu Ray?" Rina langsung menyambar penuh heran.

   "Gue ada urusan mendadak," balas Raygan. 
   
   "Maaf Rin, ini penting banget." sesalnya kemudian menatap Rina.

   "Eh," Angga tidak tahu harus mendahulukan yang mana. Kayla yang tadi sempat ditawari bantuan sudah pergi duluan ke arah kelasnya.

   "Mau kemana, Ray?" Rina menanyakan tujuan Raygan yang katanya memiliki urusan mendadak namun malah berjalan masuk seperti Kayla.

  "Gue ketinggalan sesuatu," jawab Raygan terus berjalan tanpa memberikan atensi penuh pada mereka yang berada dibelakangnya.

....

   Kayla kembali masuk ke dalam kelasnya, mengedarkan pandangan. Sedikit menyeramkan sih, kelas dikala malam sudah akan menyambut.

   Bangkunya terletak paling belakang, mengharuskan Kayla mau tak mau untuk melangkah semakin masuk.

   Jika dugaannya benar maka ponselnya tersimpan di dalam laci meja.

   "Ck, nggak bisa apa lo ngikut sendiri di belakang gue kalo kelupaan," dumel Kayla telah mendapatkan ponselnya di genggaman.

   Bersiap melangkahkan kakinya lagi menuju pintu kelas berada, ia akan pulang sendiri karena sang pacar yang ternyata sudah membuat janji lain.

   "Kay."

   Kayla membeku di tempatnya berdiri, menatap Raygan dengan sorot mata tak terbaca. Berdecak pelan, ia malas melakukan debat. Selain karena rasa capek tapi juga lapar yang sejak tadi menyerang.

   "Nggak pulang, Ray?" tanya Kayla tenang melangkah mendekat pada Raygan yang berdiri di ambang pintu terbuka.

   Keduanya berhadapan. Kacamata Raygan masih terpasang, membuat Raygan menatap Kayla dibaliknya.

   "Kayla," panggil Raygan hendak meraih tangan Kayla. Namun segera dtepis dengan pelan si empunya tangan.

   "Kamu gak baca pesan aku?"

   Raygan mengernyit bingung, lalu selanjutnya mengaduh pelan. "Hp aku lobet Kay." Memang kebenaran jika ponselnya lobet. Makanya pesan Kayla hanya terdapat ceklis satu.

   Kayla berseru kecil, mulai mengerti kenapa Raygan berhenti online dan tidak kunjung membaca pesannya. "Terus ngapain di sini? Bukannya mau pulang sama Rina?"

   "Aku pulang sama kamu," balas Raygan.

   "Oh, yaudah ayo, aku laper." Kayla mendorong pelan tubuh Raygan agar bisa lewat untuk berjalan pulang.

   Raygan mengikuti Kayla tanpa kata.

   Diamnya Kayla berarti kemarahan. Kayla tak suka mengomel di kala marah, karena akan membuat orang yang dimarahinya sakit hati.

   Kayla tak pernah menyesal hanya diam, namun Kayla berkali-kali melakukan penyesalan karena berbicara.

   Diam itu lebih baik.

   Suasana di dalam mobil masih sama tegangnya, gelapnya langit menjadi pemandangan sempurna untuk Kayla yang sedang berkabut hatinya.

   Kayla tidak lagi marah, hanya kecewa saja pada Raygan. Sebenarnya tidak tega juga mendiamkan Raygan, tapi apalah daya Kayla yang tak bisa mengatur perasaannya seperti mengemudikan kendaraan.

   Helaan napas pelan Kayla terdengar di tengah kesunyian dalam mobil.

   "Maafin aku, Kay." Raygan bersuara pelan. Tak berani mengacaukan hati sang pacar lagi.

   "Aku mau ke apart kamu," ucap Kayla tanpa mengalihkan pandangan dari luar kaca mobil.

   "Oke!" Raygan dengan senang hati akan mengiyakan apapun keinginan Kayla. Asalkan Kayla tak terus-terusan diam.

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang