10. Karena Roti Langit

164 16 0
                                    

   Sudah berakhir selama sepekan hubungan Kayla dan Raygan yang mulai membaik setelah membuat kesepakatan sebuah hubungan baru dengan orang yang sama namun jiwa yang berbeda.

   Kayla merasa keputusannya sudah benar, setidaknya Raygan Anugerah Adipati masih berada dalam kepemilikannya. Hanya saja cara Raygan memberikan perhatian lah yang berbeda.

   "Kayla!" panggil Mila. Menghampiri Kayla yang sedang berdiri di pembatas koridor, menonton murid laki-laki sedang bermain basket di lapangan luar.

   "Ngapain di sini?" Mila bertanya heran. Jarang sekali Kayla tertarik menonton olahraga anak laki-laki di jam istirahat, kecuali dengan tujuan perlombaan maka Kayla akan menjadi paling bersemangat memberi dukungan.

   "Lo lihat," Kayla menunjuk seseorang yang sejak tadi menjadi sorotan di matanya. "Dia yang pake ikat kepala warna hitam," imbuhnya menyebutkan ciri-ciri yang lebih spesifik.

   Mila mengangguk setelah mengikuti arah tunjuk jari telunjuk Kayla.

   "Gue lihat, terus kenapa?"

   Kayla mendecak. "Gue sebel sama dia!"

   Mila mengerutkan dahinya bingung. Kenapa tiba-tiba?

   "Ada masalah apa lo sama dia?"

   "Lo tau nggak," ujar Kayla menggantung, menghadap penuh pada Mila yang menantikan jawaban.

   "Bu Tina, yang jualan roti langit itu."

    Mila mengangguk sekali. Roti langit bu Tina yang selalu menjadi primadona kantin Adipati.

   "Dia udah rebut punya gue!"

   "Rebut gimana?" Mila bertanya tidak mengerti.

   "Tadi roti langitnya sisa satu, tapi tuh orang langsung datang dan makan di depan gue."

   Kayla kembali terbayang bagaimana roti langitnya direbut tanpa belas kasih. Seandainya saja masih dalam genggaman, maka Kayla akan dengan senang hati merebutnya. Tapi ini, sudah masuk dalam mulut hingga meluncur ke dalam lambung.

   Memikirkannya saja mampu membuat kekesalan Kayla semakin memuncak.

   "Dasar cowok sialan!" geram Kayla mengumpati sosok yang sedang tertawa di tengah lapangan.

   "Sabar," Mila mengusap punggung belakang Kayla.

   "Lo lagi red ya?" tanya Mila teringat sesuatu.

   Kayla mengangguk masih setia mengawasi mangsanya yang belum menghentikan aksi bermain di lapangan.

   "Pantesan," gumam Mila seolah maklum. Kayla jarang marah apalagi karena hal kecil, kecuali membuat masalah itu baru jati diri Kayla.

   "Pergi yuk," ajak Mila.

   Kayla menggeleng, "Gue mau minta ganti sama dia."

   "Aduh, Kay!" Mila mendecak gusar. Kalo dibiarkan seperti ini yang ada Kayla akan kembali terlibat masalah.

   "Dia harus tau udah berurusan sama siapa." ucap Kayla akan keras kepala.

   "Jangan deh, ya?" bujuk Mila agar Kayla pergi saja bersamanya.

   "Gue yang ganti deh, ya?"

    Kayla setia memberi gelengan. "Lo nggak akan bisa ganti hari ini, sedangkan gue maunya sekarang. Jadi dia harus tanggung jawab!"

   "Gue bawain hari ini," Mila berujar yakin.

   "Jangan, lo terlalu baik. Harus dia yang ganti!"

UncontrollableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang