01. Magenta dan kesunyian

280 40 85
                                    

Kini semuanya berubah menjadi sendirian, sepi, dan sunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini semuanya berubah menjadi sendirian, sepi, dan sunyi

-o0o-

Dini hari di rumah, rasanya tak ada yang istimewa. Sejak pukul 7 malam, Magenta hanya diam di kamar dengan keadaan sunyi dan senyap. Padahal biasanya dia selalu menyalakan musik untuk menemani tidur. Tapi kini, melodi pun tak bisa mengantar Magenta pada jalan kebahagiaan. Hatinya terasa mati rasa sejak Mama selingkuh dengan pengusaha mebel, lalu Papa jatuh sakit hingga meninggal dunia.

Tiba-tiba ponsel Magenta bergetar. Sebuah nama yang dinanti kini meneleponnya.

"Kenapa baru telpon sih?!" kesal Magenta. Sejak pagi tadi dia berusaha menghubungi Laskar, namun yang didapati hanya 'panggilan tak terjawab'.

"Maaf, Dek. Kakak tadi sibuk banget sama organisasi,"

Pria di seberang telepon adalah Abimana Laskar Gautama. Presiden mahasiswa semester 4 yang saat ini sedang sibuk-sibuknya. Dahulu Magenta pikir jika tak apa kehilangan segalanya, asalkan Mama, Papa dan Laskar tetap berada di sisinya. Tapi sekarang prinsip Magenta berubah menjadi "Tak apa jika kehilangan segalanya, asal Laskar tetap berada di sisinya."

Sejak Mama menjalin hubungan dengan om Jaya, Magenta tak berharap banyak pada Mama. Hanya satu harapan yang tersisa dibenak Magenta. Suatu hari nanti Mama menikah, tolong selalu ingat bahwa Magenta adalah putrinya. Untuk kasih sayang dan selebihnya, Magenta takut berharap lebih.

"Sekarang udah selesai?"

"Udah, baru pulang malahan,"

"Malem banget. Jangan lupa jaga kesehatan, Kak,"

"Iya, Magenta. By the way, Hari ini gimana?"

"Jelek, Kak! Tadi mas gojeknya telat jemput aku, jadi berakhir aku telat. Untung ada Kivi yang nemenin Magen dihukum,"

"Kivi juga telat?"

"Enggak. Tapi dia menelatkan diri biar nemenin Magen,"

"Gentle banget tuh anak," terdengar tawa kecil dari Laskar yang membanggakan Kivandra.

"Besok kakak jadi jemput aku?"

"Jadi dong! Jam 8 udah harus siap ya!"

"Okey kak!"

"Kalau hari kakak gimana?"

"Aduh maaf banget, Dek. Kakak gak bisa cerita lagi, kakak baru ingat ada tanggungan tugas yang belum selesai. Kalau kita ketemu, nanti kakak mau cerita banyak!" ujar Laskar penuh penyesalan.

"Okey Kak. Jangan lupa istirahat ya,"

"Tidur gih. Have a nice dream, our little princess,"

"Have a nice dream, our prince!"

Panggilan telepon dimatikan. Di hari yang menyedihkan ini, untung saja Laskar meneleponnya. Tidak apa-apa jika Mama pergi, asal Laskar masih tinggal di sini. Julukan prince and princess adalah pemberian Papa. Tak hanya sebagai panggilan, berharap anak-anaknya tumbuh dengan derajat tinggi sesuai dengan julukan pangeran dan putri.

Alunan Sajak XabiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang