03. Tak Siap Menjadi Orang Tua

175 42 62
                                    

Tidak ada anak yang dianggap menyusahkan, kecuali orang tua memang tak siap memiliki anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak ada anak yang dianggap menyusahkan, kecuali orang tua memang tak siap memiliki anak.

-o0o-

Air shower mengguyur basah tubuh Magenta. Dia menikmati setiap aliran air yang membasahi badannya. Menangis semalaman memang tak ada habisnya, hanya membuat otak bekerja terlalu keras dan membuang banyak tenaga. Meski hari ini sisa tenaga Magenta hampir habis, tapi sekolah itu hukumnya wajib.

Selepas menyelesaikan ritual mandi sekitar 15 menit, akhirnya dia bersiap menata diri sekaligus merapikan kamar. Kala mengaca, dia merasa beruntung karena matanya tidak terlalu sembab.

Pagi ini Magenta sudah siap berseragam putih-putih bersama atribut lengkap, tampil cantik dengan bandana polos warna magenta dan jepit kupu-kupu menghiasi rambutnya. Penampilan yang sederhana namun menarik perhatian. Sejak kelas 10, Magenta tak pernah absen mengenakan bandana itu. Meski saat awal masuk dia menjadi buah bibir karena warna bandananya terlalu mencolok, tapi dia Magenta tak peduli. Kata papa, Magenta berkali lipat lebih menawan jika memakai bandana itu.

-o0o-

"Kak Magen!" sapa gadis berkerudung putih dengan badge kelas 10.

"Oh, hai!" sahut Magenta sambil tersenyum.

"Magenta!" sapa gadis berkuncir kuda.

"Halo!" jawab Magenta.

"Mbak-mbak vocalis!" sapa pria yang katanya mengagumi vocal Magenta.

"Oi!" balas Magenta.

Seperti itu sapaan mereka yang mengenal Magenta. Bahkan, mereka yang hanya mengenal sepihak tanpa dikenali Magenta tak segan menyapa, karena sikap ramah Magenta. Bisa dikatakan Magenta itu bintang sekolah. Semua orang mengenalnya, semua orang mengakui bakatnya.

"Magenta!" sapa seorang pria yang kali ini kenal dekat dengan Magenta.

"Hello Kivi kivandra," balas Magenta dengan akrab. Mereka melakukan tos untuk saling menyapa.

Keduanya berjalan beriringan menyusuri koridor. Sesekali orang-orang menyapanya.

Namanya Javas Kivandra dan Magenta memanggilnya dengan nama Kiv atau Kivi. Semua orang mengenalnya dengan julukan gitaris keren. Sama halnya seperti Magenta, dia adalah seorang bintang di SMA Cakrawala. Tipe pria dingin yang mencair jika bersama teman-teman dekatnya. Kemampuan memainkan gitarnya juga tidak diragukan, dia sangat handal hingga berkali-kali memenangkan lomba.

"Ada lomba lagi nih. Tapi sekolah gak dukung, katanya mau ada pensi besar-besaran, jadi anggarannya gak ada," ujar Kivandra.

"Emang lomba apa?" tanya Magen.

"SEMENBI kepanjangannya Seni Menjadi Bintang, itu tiap tahun band yang menang pasti ditarik ke agensi mereka terus didebutin sampai sukses. Sayang banget kalau kita gak ikut," tutur Kivandra. Mendengar itu Magenta turut semangat. Merupakan kesempatan emas yang tidak datang dua kali, sayang sekali jika dilewatkan.

Alunan Sajak XabiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang