31. Sajak-sajak Magenta

99 37 28
                                    

Selalu ada hal baik di antara perisitiwa jahat yang terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selalu ada hal baik di antara perisitiwa jahat yang terjadi

-o0o-

Magenta melihat punggung Laskar yamg mulai menjauh. Polisi menggandengnya dengan borgol. Magenta hanya berharap Laskar mendapat perlakuan baik, tak merusak mental bahkan fisik kakaknya. Semua ini salahnya, salah Magenta yang tak bisa menjadi adik baik. Benar kata Laskar, Magenta adalah si egois yang hanya mau dimengerti tanpa coba mengerti orang lain.

"Gimana caranya obati Kakak, Kiv? Kakak udah hancur," tutur Magenta masih dengan tangisnya. Selepas punggung Laskar terlepas dari pandangan, Magenta benar-benar menumpahkan air matanya.

"Kak Laskar gak pernah menuntut apapun selain lo hidup dengan bahagia dan aman," jawab Kivandra. Bukannya menenangkan, jawaban Kivandra malah membuat Magenta semakin menangis. Laskar tak pernah berharap banyak selain kebahagiaan dan keamanan Magenta. Bahkan, saat Laskar berada dititik terendah, dia masih memikirkan bagaimana keadaan Magenta.

"Jangan nyerah. Lo masih punya banyak plan yang harus dikerjakan. Minimal lo harus hidup dengan baik meskipun banyak yang udah hancur," tutur Kivandra.

"Boleh anterin gue ke toko bunga?" tanya Magenta. Tentunya Kivandra mengangguk setuju. Dia masih memiliki amanah untuk menjaga Magenta.

Mereka meninggalkan kantor polisi dengan perasaan sedih. Meninggalkan Laskar ditempat mengerikan itu sangat berat, tapi tidak mungkin jika mereka menetap terus. Laskar juga butuh sendiri dan dilatih sembuh dari pihak kepolisian.

Kivandra membukakan pintu untuk Magenta. Di dalam mobil, atmosfer kesedihan itu masih terasa. Bahkan saat mobil berjalan, Magenta tetap menangis dalam diam.

"Lo mau tinggal di mana? Jangan di rumah Kyle lagi," tanya Kivandra.

"Mau ke rumah tante Elisa. Pemilik toko bunga," jawab Magenta.

Selepas percakapan itu, mereka kembali hening. Hingga Kivandra menghentikan mobilnya di supermarket. Dia turun sendirian, tak mengajak Magenta atau menawarkan Magenta sesuatu. Tak berselang lama, Kivandra kembali dengan sekantong plastik supermarket. Dia memberikan Magenta air mineral, milk tea, dan roti. Dia tak langsung mengemudi lagi, namun menegak air mineral terlebih dahulu.

"Kenapa harus Kyle sih, Gen? Dari ribuan cowok di sekolah, kenapa harus Kyle?" tanya Kivandra.

"Kenapa gue harus kalah untuk yang kesekian kalinya dari Kyle?" imbuhnya tanpa ekspresi.

Sejujurnya, suasana hati Magenta terlalu buruk untuk membicarakan tentang hal ini.

"Karena dia yang selalu paham gue, Kiv. Dia selalu ada saat gue butuh teman bercerita," ungkap Magenta.

Alunan Sajak XabiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang