Sebesar apapun badai bencana, mereka tetap menganggap satu sama lain berharga, itu yang dimaksud keluarga
-o0o-
"Halo, Tante?" sapa Magenta.
"Iya, Sayang. Kenapa?"
"Toko lagi rame nggak, Te? Maaf ya, Magenta izin tiba-tiba. Hari ini Kak Laskar nginep di rumah Magenta,"
"Wah, bagus dong kalau Kakakmu datang? Toko aman banget, Tante lagi gak nerima pesanan biar fokus bikin pesanan khusus buat hari selasa depan. Magenta mau cuti dulu selama beberapa hari?" Elisa selalu tahu apa yang diinginkan Magenta.
"Aduh, Magenta nggak enak, Te,"
"Sebelumnya Magenta sudah kerja tanpa bolong-bolong. Anggap aja ini cuti. Lagi pula, Kakakmu belum tahu ya kalau kamu kerja?"
"Iya, Te. Kakak pasti gak bolehin Magenta kerja,"
"Kalau ditanya Kakakmu, jangan bilang kerja. Bilang aja main ke toko Tante,"
"Emang boleh sebaik ini? Tante baik banget, sumpah!" Mendengar itu, Elisa tertawa pelan.
"Tante gak punya alasan buat jadi orang jahat. Lagi pula, kamu itu udah Tante anggap kayak anak sendiri,"
"Tante juga udah Magenta anggap sebagai sosok yang paling baik sedunia nomor satu. Magenta sayang banget sama Tante," balas Magenta terlalu hiperbola.
"Bisa aja kamu! Have fun ya, Tante tutup dulu,"
"Iya Tante, terima kasih." Sambungan telepon terputus.
"Siapa, Dek?"
Brakkk!
Karena terkejut akan kehadiran Laskar secara tiba-tiba, Magenta bangkit dari duduk terlalu keras hingga kursi belajarnya jatuh.
"Temen, Kak," dusta Magenta.
"Kok panggil Tante?" tanya Laskar.
"Biasalah anak jaman sekarang. Panggilannya Tante, Om, Bunda, Ayah, Paman, Bibi, random pokoknya," balas Magenta dengan segala alasan yang terlintas di otaknya.
"Aneh," sahut Laskar diiringi tatapan ngeri.
Laskar meraih tangan Magenta, lalu mengajaknya keluar kamar.
"Yuk makan, Kakak udah masak menu spesial," ajak Laskar.
"Tumben?" jawab Magenta menggoda.
"Pengen aja. Kenapa? Gak suka?" malas Laskar. Bukannya dipuji malah dilempar pernyataan heran.
Di meja makan, makanan kesukaan Magenta tersaji dengan penampilan sangat menggiurkan. Tak lupa ditemani sebuah kopi latte dengan foam susu berbentuk hati yang cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Sajak Xabiru
Teen Fiction"Katanya setiap manusia berhak mendapat kesempatan yang sama. Tapi, mengapa aku tidak?" Tulis Biru dalam selembar buku catatannya. ----- Magenta adalah sosok tuan putri yang dianugerahi kebahagiaan sebelum Mama berkhianat pada keluarga. Di umurnya...