10. Antusias terhadap Galaksi

113 33 26
                                    

Dia akan selalu ada dan tetap menjadi nyata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dia akan selalu ada dan tetap menjadi nyata

-o0o-

Perasaan Magenta berubah, menjadi Magenta yang tak bisa mengendalikan ekspresi penasaran pada seseorang. Matanya fokus pada kehadiran Biru di kantin.

"Sha!" panggil Magenta menunjukkan Biru ada dalam radarnya.

Visha pun mengikuti setiap langkah Biru, sama seperti Magenta. Jika dilihat-lihat, Biru memang tampan, tapi sikapnya yang terlampau dingin menghapus daya tarik itu.

"Bayangin aja dia kalau senyum dan punya lesung pipi. Damage-nya gak ada lawan," ungkap Magenta.

"Jujur dulu gue liatnya biasa aja. Tapi denger cerita tante Elisa sama lo tentang Biru, sekarang gue liatnya dia emang ganteng sih," balas Visha.

"Ngeliatin apa lo?" sahut Sena.

"Manusia tampan," jawab Visha.

"Emang ada yang lebih ganteng timbang gue?" cibir Sena.

"Ikut mulu bocah!" julid Visha.

Setelah mengamati hingga Biru duduk, Visha dan Magenta memutus pengintaian. Mereka fokus menikmati bakso sebelum dingin.

"Lo gak mau join Galaksi, Sha?" tanya Sena.

"Pengen sih pengen, tapi gue dapat posisi apa? Gak dulu deh, formasi kalian dah bagus, ntar gue join malah ngerusak," ujar Visha. Sebenarnya, Visha juga gemar menyanyi, tapi jika dibandingkan Magenta dia kalah menguasai teknik vokal.

"Vokalis bisa dua orang, Sha," sahut Kivandra.

"Vokal gue sama Magenta jomplang banget, Kiv," jawab Visha.

"Gak lah! Suara lo bagus, Sha," gemas Magenta. Meskipun suara Visha belum matang, tapi masih ada waktu untuk belajar bersama-sama.

"Gue gak suka belajar sama orang yang udah jago, jatuhnya gue yang belajar sendiri, ntar malah beban," jawab Visha. Begitulah sikap Visha yang tidak percaya diri, padahal tidak ada salahnya belajar bersama orang yang sudah berpengalaman.

"Kita ada rencana bentuk grup baru kan? Visha masuk di sana aja," ujar Nala.

"Nah iya! Bener banget tuh!" jawab Bire.

"Ntar gue pikirin," jawab Visha.

"Jangan kelamaan mikir. Sena udah kehabisan ide biar deket sama lo," sahut Kivandra yang langsung dibalas pukulan oleh Sena.

"Babi!" umpat Sena. Sang pelaku mengadu kesakitan.

"Heh! Muka Kiv merah tuh!" sahut Magenta khawatir. Pasalnya bogeman yang dilakukan cukup keras, memang bercandanya cowok agak kasar.

"Gak mood gue! Bye!" Dengan sisa kesalnya, Sena meninggalkan meja terlebih dahulu. Yang lain hanya melihat punggung Sena dengan tawa kecil.

Sena itu menyukai Visha sejak kelas 10, tapi tak pernah berani mengungkapkan rasa. Sena itu pengecut, yang hanya bisa mencak-mencak sendiri jika Visha didekati orang, tanpa berani mendekati Visha secara terang-terangan.

Alunan Sajak XabiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang