Sempurna itu tidak ada, hanya ada mereka yang tumbuh dengan kekurangan dan keistimewaan masing-masing
-o0o-
"Xabiru, temannya kok ditinggal sih?" tanya Ajeng panik karena Biru bersikap tidak sopan. Tapi Biru abai, dia tetap meneruskan langkahnya.
"Ini Magenta juga mau pulang kok, Te," balas Magenta.
"Tante mau bicara sebentar, boleh?" tanya Ajeng. Dia duduk di samping Magenta.
"Boleh," jawab Magenta. Hal itu membuat Ajeng tersenyum.
"Tante senang sekali kamu memperkenalkan diri sebagai teman Xabiru, karena sejak SMP Xabiru tidak pernah punya teman. Xabiru itu anak hebat, dia berusaha besar di lingkungan yang mau menerima dia. Tante selalu bangga sama Xabiru. Tante tahu, Xabiru jauh dari kata sempurna, tapi melihat lingkungan sekolah tak ada yang menerima Xabiru, Tante sering menangis karena khawatir. Tapi sekarang, rasa khawatir itu hilang karena dia punya teman. Makasih ya, karena sudah mau berteman dengan Xabiru. Dia memang tidak memiliki suara untuk mengekspresikan suasana hati, tapi Tante yakin dia senang mempunyai teman," tutur Ajeng.
Entah Magenta yang emosional atau kalimat Ajeng terlalu dalam. Magenta kagum tentang bagaimana Ajeng membanggakan putranya. Magenta selalu merasa emosional jika bicara tentang keluarga.
"Tante, terima kasih karena sudah membesarkan Xabiru dengan penuh cinta," ucap Magenta tulus.
Awalnya Magenta berpikir, hidup tanpa teman adalah hal mustahil. Tapi, sekarang Magenta bisa menyimpulkan bahwa manusia tidak membutuhkan banyak teman untuk hidup. Manusia hanya butuh sosok yang mampu menemani dengan penuh cinta. Jika tak tersisa satu pun orang yang bisa memberikan cinta sebanyak itu, maka diri sendirilah yang harus menghasilkan cinta sebagai bekal bertahan hidup. Seperti kata Elisa, jadikan cinta diri sendiri sebagai kekuatan untuk bertahan.
"Tante sangat mencintai Xabiru. Sayangnya, Tante pernah mencintai Xabiru dengan cara yang salah." Magenta tak mengerti tapi juga tak ingin bertanya lebih. Semua keluarga pasti memiliki masalah masing-masing, cukup itu yang Magenta pahami.
-o0o-
"Sen, don't do it!" ucap Magenta menghentikan lagu.
"Lo kecepetan, Sen. Belum sampai sana!" tegas Magenta. Dari tadi dia bernyanyi tapi merasa sangat jauh dengan musiknya.
Harusnya Sena menyelesaikan chorus awal dan melakukan improvisasi di chorus kedua, tapi Sena malah melakukan improvisasi di chorus pertama dan menghacurkan aliran musik.
"Istirahat sepuluh menit. Tenangin pikiran dulu," ujar Kivandra.
Mereka sedang berlatih untuk job hari sabtu di kafe Kopi Yuk. Mereka diminta membawakan sepuluh lagu. Ini baru latihan lagu pertama, tapi fokus Sena menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Sajak Xabiru
Teen Fiction"Katanya setiap manusia berhak mendapat kesempatan yang sama. Tapi, mengapa aku tidak?" Tulis Biru dalam selembar buku catatannya. ----- Magenta adalah sosok tuan putri yang dianugerahi kebahagiaan sebelum Mama berkhianat pada keluarga. Di umurnya...