"Kamu selalu ingin didengar tapi gak mau mendengar"
-Abhimana Laskar Gautama-
Magenta mematikan ponselnya, dia ingin mengembalikan fokus dengan mencari tahu tentang Biru. Tapi, Biru malah mengetuk pintu, mengisyaratkan ingin masuk. Buru-buru Magenta membersihkan meja supaya tidak terlihat mencurigakan.
Biru memberikan sepiring nasi dengan lauk ayam goreng serta sambal di dalamnya. Magenta berpikir, Biru akan
mengurung diri untuk memperbaiki suasana hati, ternyata Biru tidak seperti Magenta."Terima kasih," ucap Magenta.
"Nanti malam aku pulang ke rumah tante Elisa. Maaf ya sudah merepotkan di sini," imbuh Magenta. Biru hanya mengangguk, dia tak merasa direpotkan.
Saat Biru hendak keluar dari kamar, Magenta menggenggam pergelangan tangannya.
"Boleh temani aku makan?" tanya Magenta. Lagi-lagi Biru mengangguk, lalu duduk di ranjang tempat tidurnya.
Sambil mengunyah makanan, Magenta mencuri pandang pada Biru. Ada banyak hal bersarang di kepalanya, takut jika akan meledak bila tak diungkapkan hari ini juga.
"Aku boleh bertanya?" tanya Magenta. Lagi dan lagi, Biru mengangguk. Segeralah Magenta mengambil sebuah kertas dan pulpen di meja, lalu memberikan kepada Biru.
"Kamu lagi marahan ya sama tante Ajeng?" tanya Magenta.
"Tidak," tulis Biru.
"Tapi, kenapa hubungan kalian keliatan nggak baik-baik aja? Ada yang salah?" tanyanya lagi.
"Bukan apa-apa Magenta. Tidak ada yang saling membenci, tapi memang ada sebuah jarak. Tolong jangan bertanya apa alasannya ya. Karena itu akan sangat menyakitkan jika ditulis." Membaca itu, Magenta terdiam. Dia melanjutkan acara makan dengan tenang.
"Maaf, ya," ungkap Magenta. Sore ini banyak hal yang mengisi ruang kosong di otaknya. Sekarang tak ada waktu untuk melamun, hanya ada diam untuk memikirkan hal janggal.
Seseorang mengetuk pintu dengan kasar, membuat Magenta dan Biru menoleh secara bersamaan. Biru mengintip dari jendela kamar, ternyata sosok Kivandra yang datang. Buru-buru Magenta dan Biru turun, meninggalkan acara makan untuk menemui Kivandra yang nampak sangat resah dan panik.
Begitu pintu dibuka, Magenta ditarik paksa oleh Kivandra.
"Ayo ikut!" paksa Kivandra.
"Lo kenapa sih Kivi!" bantah Magenta sambil menyentak tangannya.
"HP lo di mana sih, Gen?! Keadaan genting gini lo gak bisa dihubungi! Sekarang ikut gue!" ajak Kivandra, namun Magenta malah menolak dengan bersembunyi dibalik tubuh Biru.
"Gak mau, Kivi!" bantah Magenta.
"Sekarang kak Laskar ada di kantor polisi! Lo tetep mau nolak?!" bentak Kivandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Sajak Xabiru
Teen Fiction"Katanya setiap manusia berhak mendapat kesempatan yang sama. Tapi, mengapa aku tidak?" Tulis Biru dalam selembar buku catatannya. ----- Magenta adalah sosok tuan putri yang dianugerahi kebahagiaan sebelum Mama berkhianat pada keluarga. Di umurnya...