Sekarang giliran Kivandra yang bersajak
-o0o-
"Ini hari Jum'at, jangan lupa pesanan buket bunga Krisan, ya," ucap Elisa dengan tangan yang masih sibuk membuat buket bunga.
"Ya ampun! Magenta lupa, Te! Mas-mas kurirnya datang jam berapa?" tanya Magenta yang ikut kebingungan. Besok, tepatnya hari Sabtu, terdapat SMA yang wisuda, jadi toko sedang sibuk-sibuknya sampai lupa pesanan rutin setiap hari Rabu dan Jum'at.
"Habis ini, Gen. Biasanya jam 3," jawab Elisa. Sangat gawat! Sekarang sudah jam 2 lewat 40 menit. Menyiapkan buket bunga dengan waktu 20 menit untuk seukuran bunga krisan, itu terdengar tidak mungkin bagi Magenta. Tekstur bunga krisan sangat lemah lembut dan kecil-kecil. Harus disusun satu persatu karena dari supplier sendiri tidak memberikan satu ikat, tapi dimasukkan kedalam kardus dengan acak-acakan. Selain harus menyusun, Magenta juga harus memilih mana bunga yang masih bagus untuk digunakan.
"Udah, Gen, kamu ngurus list buat wisuda saja, Tante yang bikin buket Krisan," ucap Elisa yang langsung membuat Magenta tersenyum lega. Elisa memang selalu bisa memecahkan permasalahan yang dialami Magenta.
Lonceng pintu berbunyi, menandakan seseorang telah datang. Kivandra berdiri menggunakan kaos hitam dan topi warna putih, tidak lupa sekantong pizza sebagai oleh-oleh.
"Wah, anak ganteng datang nih!" sambut Elisa. Meski sedang sibuk-sibuknya, Elisa masih menyempatkan diri untuk menyambut Kivandra, dan pria yang disambut juga menerima dengan hangat sambil mencium punggung tangan Elisa.
"Lagi sibuk banget, Te?" tanya Kivandra setelah melihat toko yang sedikit berantakan.
"Iya, Kiv. Besok ada sekolah yang wisuda, jadi pesanannya menumpuk." Kivandra mengangguk paham. Dia meletakkan pizza ke atas meja, lalu duduk di samping Magenta yang sedang sibuk merangkai bunga.
"Kivi boleh bantu, Te?" tanya Kivandra.
"Boleh dong! Bantuin Magenta gunting-gunting kertas ya. Tante mau kebelakang dulu, buat cek bunga Krisan," jawab Elisa, kemudian pergi ke belakang tempatnya menaruh bunga Krisan.
Magenta masih tetap diam biarpun Kivandra ada di sampingnya. Magenta tetap sama, mendiami orang sekitarnya yang dikira tidak penting. Bukan karena benci, tapi sebab Magenta sedang mencari pelampiasan untuk disalahkan atas hidup yang menurutnya mengenaskan.
"Sampai kapan lo mau diemin gue kayak gini?" tanya Kivandra sambil menggunting kertas tisu sesuai dengan ukuran yang telah disediakan.
"Gak ada yang diemin lo, Kiv," jawab Magenta tak sesuai kenyataan.
"Permisi, mau pick up paket!" teriak seorang kurir dari balik pintu.
"Tante! Mas kurirnya sudah sampai!" teriak Magenta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Sajak Xabiru
Teen Fiction"Katanya setiap manusia berhak mendapat kesempatan yang sama. Tapi, mengapa aku tidak?" Tulis Biru dalam selembar buku catatannya. ----- Magenta adalah sosok tuan putri yang dianugerahi kebahagiaan sebelum Mama berkhianat pada keluarga. Di umurnya...