Bagian 003

1K 47 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Farez memberhentikan motornya saat dirasa keseimbangan motornya mulai semakin oleng. Setelah memeriksa ban motornya ternyata salah satu bannya kempes dan Farez menemukan paku payung yang tertancap sempurna di ban motornya.

"Sial! kenapa bisa ada paku segala sih." Kata Farez kesal.

Farez melihat jam tangannya kemudian kembali berdecak. "Ah bisa-bisa gue kena hukuman lagi kalau kayak gini." Kata Farez dengan tangan yang menyugar rambutnya kebelakang.

Baru saja Farez akan kembali mengeluarkan sumpah serapah untuk motornya, suara klakson motor yang beberapa detik kemudian terlihat berhenti disamping motornya membuat Farez membeku ditempat.

"Kamu temennya Vano kan?" Tanya Vio yang sudah membuka kaca helm yang dipakai.

"Mbak Vio... " Kata Farez yang malah menyebut nama Vio, bukan menanggapi pertanyaan yang Vio lontarkan.

"Ah bener berarti. Kamu yang namanya Farez kan?" Tanya Vio memastikan.

Farez menganguk kaku. "Iya Mbak, aku Farez." Kata Farez membenarkan.

"Saya pikir tadi salah orang, tapi waktu lihat lebih deket ternyata beneran temennya Vano." Kata Vio sebelum akhirnya turun dari motor maticnya. "Motor kamu kenapa Rez?" Tanya Vio sembari memperhatikan motor Farez.

"Bannya bocor Mbak, kena paku." Kata Farez sambil menunjukan paku yang ada ditelapak tangannya pada Vio.

Vio menganguk paham. "Kamu ada kelas pagi kan Rez?" Tanya Vio.

Pasalnya tadi Vio melihat Vano berangkat pagi-pagi sekali.

"Iya Mbak, tapi kayaknya aku mau bawa motor aku kebengkel dulu. Kalau soal kelas nanti bisa langsung bicara sama dosen soal alasan sata telat. Paling nanti dapet hukuman tugas tambahan." Kata Farez.

"Atau gini aja, setelah kamu naruh motor di bengkel kamu saya anterin ke kampus. Nanti motor kamu dititipin aja sama tukang bengkelnya. Lagian kalau kita berangkat sekarang masih bisa keburu kok." Kata Vio memberi usul.

Bukannya pura-pura menolak tawaran yang Vio utarakan, Farez malah tersenyum penuh didalam hati nya.

"Kalau gak ngerepotin, aku mau-mau aja sih Mbak." Kata Farez sembari menahan agar senyumnya tidak terbit.

"Gak ngerepotin sama sekali kok, kamu kan temen Vano. Berarti kamu juga sudah saya anggap adik saya." Kata Vio, yang seakan membuat Farez seketika terjatuh kedalam jurang, padahal sebelumya Farez merasa terbang ke awan.

"Yaudah ayo buruan bawa motor kamu kebengkel, terus kita berangkat ke kampus. Keburu kamu telat."

***

"Ayo naik Rez, keburu makin siang. Nanti kamu telat lagi." Kata Vio sembari memberikan helm cadangannya pada Farez.

Farez sudah membawa motornya ke bengkel sekalian menitipkan sementara motornya itu sebelum nanti sepulang dari kampus ia ambil.

Love You MBAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang