°°°
Suasana rumahnya di pagi hari ini seketika membuat Farez memijat kedua keningnya yang terasa pusing akibat ruangan game yang terlihat layaknya ruangan yang baru saja kemalingan.
Farez dapat melihat bagaimana kondisi televisi khusus untuk bermain playstation masih dibiarkan menyala dengan posisi terbalik kebelakang.
Sofa panjangnya pun dibiarkan basah akibat tumpahan minuman kaleng, apalagi kulit kacang yang tersebar merata diatas lantai juga karpet.
Dan jangan lupakan bungkus cemilan yang begitu banyak tersebar disekeliling tempat tidur ketiga temannya itu.
"Ck. Emang punya temen kayak mereka tuh bikin gue naik darah terus ya." Keluh Farez kemudian dengan segera membetulkan posisi televisinya dan segera mematikan televisinya.
Selanjutnya Farez mengambil bungkus cemilan disebelah tubuh ketiga temannya itu. "Semut aja gak mau deket mereka bertiga, padahal nih makanan pada jatuh semua gini ke lantai." Gumam Farez.
Farez kemarin meminta ketiga temannya untuk menginap di rumahnya, karena dia harus lembur di distronya untuk membuat catatan pesanan dan beberapa barang yang baru disetorkan.
Berhubung beberapa hari lalu komplek perumahannya sedang dihebohkan dengan adanya rumah tetangga sekompleknya yang kemalingan, membuat Farez sedikit was-was meninggalkan rumahnya tanpa ada orang sama sekali.
Maka dari itu Farez memilih untuk meminta tolong kepada ketiga temannya itu untuk menginap semalam dirumahnya.
Tapi melihat kekacauan yang membuat kepalanya pusing di pagi hari ini membuat Farez sedikit menyesal, menyerahkan rumahnya untuk dijaga dua orang minim akhlak dan satu orang lagi yang pasrah mengikuti kedua orang tersebut.
Farez lagi-lagi menggeleng kan kepalnya tak habis pikir saat melihat ketiga temannya yang masih terlelap dengan posisi dan jarak yang berbeda-beda.
"Woy! Bangun lo bertiga!" Teriak Farez kencang sembari memukulkan gulungan kertas yang ada ditangannya secara bergantian pada ketiga temannya itu.
"Apasih? Kayak suara kenalpot aja pagi-pagi." Keluh Rian yang masih memejamkan matanya.
"Wah bener-bener nih anak." Kesal Farez, dengan segera Farez menarik paksa tangan Rian hingga terduduk dan terpaksa membuka kedua matanya.
"Siapa sih pagi-pa... gi. Ehh." Rian melebarkan kedua matanya saat sudah tersadar sempurna.
Rian menatap Farez dengan cengiran juga tangannya yang menggaruk pelipis.
"Kok udah pulang Rez?" Tanya Rian pelan.
Farez menatap Rian tajam dengan kemudian menunjuk ke arah Vano dan Nino bergantian. "Lo bangunin tu anak dua. Terus bersihin ni ruangan sampai mengkilap, awas kalau gue selesai mandi belum kelar!" Kata Farez kemudian mengepalkan tangannya memberi ancaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You MBAK!
Любовные романы"Mbak ragu sama aku?!" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Farez membuat Vio tersentak, suara Farez terdengar meninggi dari sebelumnya. Tapi setelah beberapa detik Vio memberanikan dirinya untuk mendongak dan menatap Farez. "Sejujurnya... iya. Meli...