"Mbak ragu sama aku?!" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Farez membuat Vio tersentak, suara Farez terdengar meninggi dari sebelumnya.
Tapi setelah beberapa detik Vio memberanikan dirinya untuk mendongak dan menatap Farez.
"Sejujurnya... iya. Meli...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
°°°
Rian masuk kedalam rumah Farez terlebih dahulu setelah Farez membuka pintu rumahnya, melihat itupun Farez hanya menggeleng pekan kemudian ikut masuk dan menutup kembali pintunya.
Rian mendudukkan dirinya diatas karpet kemudian tangannya bergerak memanggil Farez untuk ikut duduk dengannya.
"Jadi, dugaan gue waktu itu bener kan?" Rian mengangkat sebelah alisnya sembari menatap Farez yang sudah duduk didepannya.
Farez mengangguk, memang perkataan Rian waktu dirumah Vio dan Vano waktu itu tidak salah sama sekali.
"Gue suka sama Mbak Vio." Kata Farez diakhiri dengan senyum.
Rian tersenyum geli. "Jadi gue sama Clara aja yang tau soal ini?" Tanya Rian setelahnya.
Farez menganguk singkat. "Gue sih gak masalah buat nunjukin perasaan gue ke Mbak Vio kesemua orang termasuk Vano. Tapi Mbak Vionya yang belum mau." Beri tahu Farez kemudian mengangat bahunya sekilas.
"Untuk kali ini gue setuju sih sama Mbak Vio, kalian juga baru deket baru-baru ini. Jadi menurut gue lo jangan kasih tau dulu ke orang lain lagi termasuk Vano." Kata Rian.
"Bukan apa-apa ya Rez, Vano aja baru ngasih tau kita kalau dia punya Kakak cewek setelah kita udah temenan hampir dua tahun ini." Lanjut Rian.
"Gue ngerti maksud lo Yan. Vano baru percaya sama kita setelah berteman lama kan?" Kata Farez menebak.
"Jadi lo cuma perlu nunggu waktu yang tepat aja sih Rez." Kata Rian kemudian menepuk-nepuk bahu Farez.
"Gue butuh minum nih, lo kok nggak iniatif ambilin gue minum." Kata Yuda menaikkan sebelah alisnya.
"Biasanya lo juga ambil sendiri." Kata Farez kemudian meraih remote televisi.
"Tuan rumah minim akhlak emang lo Rez." Kata Rian kemudian berdiri dan berjalan ke arah dapur.
Farez hanya mengangkat bahunya acuh, kemudian menyalakan televisi didepannya.
***
Vio menutup leptop didepannya setelah menyelesaikan kerjaannya, setelah memasukan leptop kedalam tasnya. Vio beranjak untuk segera pulang.
Baru akan mengambil tas selempangnya Hani yang merupakan rekan kerjanya memanggil Vio dan menggerekkan tangannya untuk memberi syarat agar Vio mendekat ke arahnya.
"Kenapa Han?" Tanya Vio yang sudah duduk dikursi disamping Hani.
Hani merupakan guru mapel seni budaya yang kebetulan seumuran dengan Vio, sehingga keduanya dapat memanggil nama satu sama lain saat berbicara.
"Aku cuma mau ngasih tau kamu, kalau besok malam bakal ada makan malam bersama, dan semua guru wajib ikut." Kata Hani memberitahu.