°°°
Vio memberhentikan motornya tepat di depan cafe, hari ini adalah pembagian rapor semester satu untuk anak didiknya.
Maka dari itu hari ini Vio dapat pulang lebih cepat dari hari sebelumnya, dan berhubung Vano belum pulang karena masih ada satu mata kuliah lagi.
Vio memutuskan untuk menunggu Vano di cafe yang berada didepan kampus.
Vio duduk di meja yang berada disebelah dinding kaca cafe tersebut, setelah dirinya duduk salah satu pelayan cafe tersebut menghampirinya dan memberikan buku menu padanya.
"Silahkan Kak mau pesan apa?" Tanya ramah pelayan perempuan yang menghampirinya itu.
"Dessert favorit disini yang mana ya?" Tanya Vio.
"Untuk dessert favorit di cafe kami, ada chocolate lasagna Kak. Itu rekomendasi sekali di cafe kami." Kata perempuan tersebut.
"Boleh deh, saya pesan chocolate lasagna sama milkshake coklat nya aja." Kata Vio kemudian tersenyum.
"Baik Kak, tolong ditunggu sebentar ya pesanannya."
Vio menganguk pelan, setelahnya Vio menatap ke samping kanannya untuk melihat ke arah luar cafe.
Saat pesanannya tiba, disaat itu juga ponselnya berbunyi dan menampilkan nama Vano di layar ponselnya.
Pelayan perempuan yang mengantarkan pesanan Vio mengernyit saat nama Vano terpapang di layar ponsel pelanggannya saat ini.
Setelah Vio selesai mengangkat panggilan telepon dari Vano, Bio kembali meletakkan ponselnya diatas meja.
"Maaf Kak, Kakak kenal sama Vano?" Tanya perempuan tersebut setelah selesai menaruh pesanan Vio.
Vio menganguk kemudian tersenyum tipis. "Iya, Vano adik saya." Beritahu Vio saat melihat pelayan tersebut mengernyit bingung.
"Ahh begitu rupanya." Perempuan tersebut menganguk paham.
"Kamu temannya Vano? Atau... "
"Saya teman kuliahnya Vano Kak, angkatan sama cuma beda prodi aja." Jelasnya.
"Ahh, gitu. Saya pikir kamu pacar adik saya." Kata Vio dengan sedikit gurauan kemudian tersenyum.
"Gak kok Kak, saya temennya Vano aja. Kenalin Kak nama saya Clara." Kata Clara sembari mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan Vio.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You MBAK!
Romans"Mbak ragu sama aku?!" Pertanyaan yang terlontar dari mulut Farez membuat Vio tersentak, suara Farez terdengar meninggi dari sebelumnya. Tapi setelah beberapa detik Vio memberanikan dirinya untuk mendongak dan menatap Farez. "Sejujurnya... iya. Meli...