Bagian 007

852 24 0
                                        

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Rez, berhenti disini aja." Kata Vio menepuk pundak Farez pelan, saat akan melewati pertigaan yang tidak jauh dari rumahnya.

"Tanggung Mbak, sampai depan rumah aja ya?" Kata Farez dengan santainya.

Sontak hal itu langsung membuat Vio menggeleng tidak setuju. "Gak Rez berhenti didepan." Kata Vio sembari mengguncang pelan bahu Farez dari belakang.

Farez yang tahu bagaimana ekspresi wajah panik Vio dari balik kaca spion pun terkekeh pelan.

Farez memberhentikan motornya tepat setelah pertigaan, dan Vio dapat bernafas lega saat itu juga.

"Kamu bikin saya panik tau gak?" Kata Vio sedikit merengut.

Farez tertawa. "Sengaja, soalnya Mbak lucu kalau panik gitu." Kata Farez menoleh kebelakang.

"Gak lucu, gak usah ketawa." Vio mendaratkan tinjuan pada punggung Farez, dan hal itu malah membuat Farez kembali tertawa.

"Mbak gak ada bakat mukul orang, gak ada rasanya sama sekali pukulan Mbak." Kata Farez mengejek.

Vio semakin kesal mendengar ejekan dari Farez tersebut, dengan setengah kesal Vio segera turun dari motor Farez dan dengan cepat melepaskan helm dari kepalanya.

"Nih helm kamu." Kata Vio memberikan helm pada Farez.

"Jangan kesel gitu mukanya, nanti cantiknya ketutupan." Kata Farez, dengan tangannya yang mengambil helm yang diberikan Vio.

"Gombal aja terus kamu." Kata Vio sembari merapikan rambutnya.

"Ya namanya juga usaha, siapa tau aja Mbak lebih cepet terima aku jadi pangeran hati Mbak." Kata Farez dengan senyuman menyeringai.

Lalu tangan Farez terulur untuk menyekat keringat Vio yang berada dipelipis. "Aduh, keringatan gini aja Mbak masih cantik banget." Kata Farez sembari mengedipkan sebelah matanya.

Vio dengan cepat memukul pelan punggung telapak tangan Farez. "Udah ih, jangan gombal terus." Kata Vio yang entah kenapa mendadak salting.

"Kenapa? Mbak Vio salting ya?" Tebak Farez tepat sasaran.

Vio lagi-lagi memukul ringan pada lengan Farez. "Udah ah, kamu pulang sana." Kata Vio sembari menggoyangkan telapak tangannya, memberi tanda agar Farez segera pulang.

"Mbak ngusir aku nih?" Tanya Farez dengan nada yang dibuat sedih.

"Jangan pura-pura sedih gitu deh. Nanti keburu ketahuan sama Vano, dan saya gak mau kalian berantem." Kata Vio.

Farez malah tertawa mendengar kekhawatiran Vio. "Emang aku sama Vano anak kecil apa, kok pakek segala berantem." Kata Farez.

"Tadi kan saya udah cerita tentang Vano yang ngelarang saya deket sama kamu... kamu juga lihat kan perlakuan dia ke saya waktu di pasar malam."

Love You MBAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang