Bagian 031

336 15 0
                                        

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Muka Kak Farez kenapa? Kok jelek gitu." Nadda menatap Farez dengan wajah terkejut saat pintu rumah Farez terbuka.

Farez hanya memutar bola matanya malas, dan berbalik masuk kedalam rumah mengabaikan ejekan yang Nadda lontarkan.

"Gak tidur semalem?" Tanya Nadda yang sudah mengekor dibelakang Farez setelah menutup pintu rumah Farez.

"Gak bisa tidur Nad." Kata Farez setelah mendorong pintu kamarnya.

"Kok bisa?" Nadda menarik kursi untuk duduk disamping tempat tidur Farez.

Farez merebahkan tubuhnya keatas tempat tidur kemudian memejamkan kedua matanya. "Pusing Nad." Kata Farez masih dengan mata yang terpejam.

"Kelihatan sih, muka Kak Farez jadi kayak zombi." Aku Nadda jujur.

Farez mendengus mendengar perkataan Nadda yang terdengar jujur itu. Mau tidak mau Farez membuka matanya dan mendudukkan dirinya dengan bersandar bantal. "Ada apa pagi-pagi kesini?" Tanya Farez menoleh pada Nadda.

"Mau ngajak ke toko bunga. Orang dekornya minta segera, kalau gak ya dikasih bunga sama dekornya sendiri."

"Gak bisa besok aja?"

Nadda menggeleng. "Ihh, kalau besok akunya yang gak bisa Kak. Besok aku mau ngurus sesuatu sama Papa Rizal."

"Yaudah deh, tapi siangan aja ya. Kakak mau coba tidur dulu." Kata Farez yang semakin merasa kedua matanya terasa berat.

"Iya, tapi Kakak udah sarapan belum?" Tanya Nadda, suara Farez terdengar lemas tak bertenaga.

Farez menggeleng. "Gak selera Nad. Tapi sebenarnya laper."

"Yaudah aku masakin dulu. Di kulkas ada bahan makanan kan?"

"Ada. Tapi gak banyak, belum sempet Kakak isi."

"Aku masak bahan yang ada aja." Nadda beranjak dari duduknya dan berajalan keluar dari kamar Farez.

Sekitar dua puluh menit, Nadda kembali masuk kedalam kamar Farez dengan nampan berisi nasi, sayur sup, telur dadar, dan air minum.

"Ayo makan dulu." Nadda kembali duduk dikursi dan menepuk-nepuk ringan bahu Farez yang kini tengah terpejam.

Farez membuka kedua matanya dengan malas, namun mencium bau makanan yang Nadda masak membuat Farez memaksa bangun dari tidur singkatnya.

"Mau makan sendiri apa aku suapin?" Tawar Nadda setelah Farez bangun sepenuhnya.

"Makan sendiri aja. Kakak kan gak sakit Nad, cuma lemes karna kurang tidur aja." Farez mengambil alih nampan di tangan Nadda.

"Lagi ada masalah ya Kak?" Tanya Nadda setelah Farez menelan suapan pertama.

"Gak kok, cuma capek cari bahan buat judul skripsi." Balas Farez.

Love You MBAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang