Bagian 037

758 17 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Farez menggenggam erat sebelah tangan Vio dengan tangan kirinya. Sembari memfokuskan pandangannya pada arah depan, sesekali Farez menoleh pada Vio yang masih menatapnya curiga sejak berangkat tadi.

"Tau gak, tatapan Mbak sekarang itu persis kayak waktu pertama kali aku ajak Mbak jalan." Kata Farez seringai jail.

"Takut kamu culik." Balas Vio setengah jengkel.

Farez terkekeh pelan mendengar respon Vio tersebut. "Kan tadi Mbak juga udah denger kalau aku cuma mau ngajak Mbak makan malam aja. Tadi izin ku ke orang tua Mbak kan kayak gitu, ya kali aku berani culik Mbak."

Vio menatap kesal pada Farez. "Kurang spesifik. Terus dadakan juga, kamu pikir saya gak kelimpungan apa cari bajunya?"

"Mbak mau pakai baju apa aja juga cantik kok. Mau pakai baju tidur yang tadi juga bagus-bagus aja." Kata Farez yang langsung mendapat pukulan ringan dari Vio di lengannya.

"Kamu ngeledek ya?" Vio mengerucutkan bibirnya kesal.

"Siapa yang ngeledek? Orang aku malah muji kecantikan Mbak kok."Balas Farez jujur. Karna demi apapun, Farez lebih mengagumi Vio saat kekasihnya itu menggunakan pakaian rumahan dan bebas dari make up.

"Tapi terdengar seperti ucapan buaya rawa kalau kata Clara." Kata Vio berusaha menyembunyikan wajahnya yang sedikit mengangat karna mendengar kalimat Farez.

"Maaf aja ya, buaya rawa itu melekat banget sama Rian. Kalau aku mah tampang buaya aja gak ada." Bantah Farez tak terima.

Vio mengangat bahunya sekilas kemudian mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjukkanya. "Tapi kalian kan temenan, jadi kemungkinan besar sifat kalian sama." Kata Vio sembari melirik ke arah Farez yang terdengar menghela nafas pelan.

"Ini kenapa jadi malah bikin suasana panas sih. Aku kan mau ngajak Mbak romantisan, belum aja sampai tempatnya malah mau berantem." Kata Farez sedikit kesal, namun dengan wajah yang terlihat menggemaskan dimata Vio.

Vio terkekeh pelan, kemudian mengeratkan genggaman tanggannya dan Farez. Lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Farez.

"Saya lebih suka kamu jemput pakai motor." Ungkap Vio tiba-tiba, lantas saja hal tersebut langsung membuat Farez mengangkat sebelah alisnya bingung.

"Aku butuh perjuangan lho buat pinjem mobil Papa, biar makin romantis. Kok tiba-tiba bilang suka aku jemput pakai motor?"

"Kalau naik motor saya bisa peluk kamu, tapi kalau pakai mobil cuma bisa nyender aja." Kata Vio dengan wajah santainya. Lain halnya dengan Farez yang langsung gelagapan mendengar perkataan ajaib Vio baru saja.

Vio sedikit mendongak untuk melihat wajah Farez yang sudah terpampang senyum yang mengembang karena perkataannya itu.

"Kamu salting?" Tanya Vio dengan jailnya.

Love You MBAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang