Bagian 018

400 13 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

"Bu Vio." Panggil Frenzi sembari berjalan cepat ke arah Vio.

Vio mengulas senyum saat Frenzi telah berdiri didepannya.

"Ada apa Fren?" Tanya Vio.

"Ini ada titipan dari Mama." Kata Frenzi menyerahkan kotak bekal yang berukuran sedang pada Vio.

Vio terdiam sejenak, kemudian mengambil alih kotak bekal tersebut. "Terima kasih ya Fren." Kata Vio mengelus pelan bahu Frenzi.

Frenzi mengangguk pelan. "Iya Bu, kalau gitu Frenzi permisi ya Bu." Kata Frenzi pamit.

"Iya, jangan sampai telat jam pelajaran kedua ya." Ingat Vio pada Frenzi membuat menganguk.

Setelah Frenzi sudah berlalu pergi dari hadapan Vio, Vio menunduk menatap kotak bekal ditanganya.

Sudah hampir seminggu dimana Farez mengajaknya kerumah orang tua dari laki-laki tersebut. Dan hampir setelah itu Rani, mama Farez sudah tiga kali ini menitipkan bekal pada Frenzi untuk diberikan padanya.

Vio sempat ragu saat Farez mengajaknya untuk bertemu dengan orang tua Farez. Sebenarnya keraguan Vio lebih menjerumus pada reaksi orang tua Farez apabila mengetahui usianya yang lebih tua dari pada Farez.

Namun karena bujukan dari Farez dan juga kata-kata yang menenangkan akhirnya Vio bersedia untuk bertemu dengan orang tua Farez.

Vio sempat terkejut karena ternyata keraguannya benar-benar tidak terjadi. Sambutan yang Rani dan Rizal berikan kepadanya saat berkunjung kesana sangatlah terbuka dan hangat.

Bahkan Rani mengucapkan kata terimakasih secara langsung pada Vio mengenai Vio yang pernah mengantarkan Frenzi pulang sekolah, karena pada saat itu waktu pulang sekolah lebih cepat dari biasanya.

Vio lagi-lagi tersenyum pelan, kemudian meraih ponselnya dan mengirim kan pesan berisi ucapan terima kasih kepada Rani, setelahnya  Vio kembali melangkahkan kakinya menuju ke ruang guru.

Baru saja masuk kedalam ruangan, Vio mendapati Hani yang sudah menatapnya dengan tatapan jail.

"Cie, cie... dapet bekal dari camer lagi ya Vi?" Tanya Hani, sembari menaik turunkan sebelah alisnya menggoda Vio.

Vio menempelkan jari telunjukkan dibibir, memberi kode agar Hani diam. Walaupun guru-guru lain sedang tidak ada diruangan karena masih ada jam mengajar, tetap saja Vio merasa malu bila perkataan Hani terdengar rekan kerjanya yang lain.

Vio mengambil dan menggeser kursinya untuk mendekat ke meja Hani. "Jangan keras-keras, gak enak kalau kedengaran sama yang lain." Kata Vio yang sudah menaruh kotak bekal diatas meja.

"Kirain takut kedengaran sama Rama." Kata Hani, dengan kekehan diakhir.

"Ngapain takut, orang aku sama dia gak ada hubungan apa-apa kok." Kata Vio tak terima.

Love You MBAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang