Bagian 009

574 20 0
                                    

°°°

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°

Sepertinya Vio memang harus berkata jujur pada Vano kali ini, tatapan Vano semakin menajam saat Vio masih diam dan bingung dengan pemikirannya sendiri.

Namun saat Vio sudah akan membuka suaranya, teriakan Tika yang melengking memanggil nama Vano membuat Vio kembali merapatkan bibirnya yang sempat terbuka.

"Vano!" Panggil Tika lagi, kini perempuan tersebut sudah berjalan menghampiri Vio dan Vano.

"Kamu itu kenapa sih Van, dari tadi Ibu panggil gak kamu ladenin." Kata Tika sembari menjewer telinga anak laki-lakinya itu.

"Aduh Bu, sakit." Kata Vano meringis sakit saat merasakan panas pada telinganya.

"Makanya kalau punya telinga itu kalau dipanggil sama orang tua mbok ya ndang disauri." Kata Tika yang terlampau gemas dengan Vano.

[Mbok ya dang disauri = Ya segera di jawab/ditanggapi]

"Iya, iya Bu maaf. Tapi dilepas dulu dong jewerannya." Kata Vano semakin merasa kan panas pada telinganya.

Tika melepaskan jewerannya pada Vano, setelahnya menarik anak laki-lakinya itu untuk mengikutinya dan meninggalkan Vio yang masih diam ditempat.

Vio membuang nafas lega, kemudian mengelus dadanya. Saat Vano dan Ibunya sudah menjauh pergi.

"Untung aja Ibu dateng tepat waktu." Kata Vio lega.

***

Vio duduk dilantai depan rumah untuk memakai sepatu sneakersnya, Vio sedikit heran karena Vano dan Tika tiba-tiba saja tidak ada di depan rumah.

Karena Vio kira tadi Ibunya menyuruh Vano untuk memotong rumput dihalaman rumah.

Baru saja akan berdiri dari duduknya, bahu Vio ditahan oleh tangan Tika yang entah sejak kapan sudah berdiri disebelahnya.

"Ibu." Kata Vio saat melihat Tika duduk disebelahnya.

"Mbak mau pergi keluar sama Farez kan?" Tanya Tika dengan santainya, sedangkan Vio malah menatap terkejut pada Ibunya itu.

"Hah!" Kata Vio setengah terkejut. "I-Ibu tau dari mana?" Tanya Vio pelan, kemudian menoleh sejenak kesekitarnya.

Melihat wajah anak perempuannya yang terkejut saat ini membuat Tika terkekeh geli. "Bener kan?" Tanya lagi, bahkan kini Tika menaik turunkan alisnya dengan senyum menggoda.

"Aduh Mbak, kamu itu kalau mau bohong mbok ya konfirmasi sama Ibu dulu biar gak ketahuan sama Adikmu itu." Kata Tika lagi.

"Ibu tau aku mau pergi sama Farez dari siapa?" Masih dengan wajah setengah terkejut Vio kembali bertanya pada ibunya.

"Makanya kalau mau pacaran diem-diem itu yang rapi. Biar gak ketahuan sama Ibu." Kata Tika diakhiri dengan kekehan.

"Aku gak pacaran sama Farez Bu, kita cuma temen aja." Kata Vio mengoreksi dugaan ibunya itu.

Love You MBAK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang