🔥
"Kenapa?" Tanya ghazi setelah membuka pintu kamarnya
"Lo gak liat? Gue bawain lo makan bang.." ujar arthur sembari memegang nampan yang berisi semangkuk mi instan dan segelas air putih.
"Mi instan?"
"Kenapa, Lo suka mi instan kan? Gue gak bisa masak yang lain selain ini. lagian mbak ayu ngapain pulang kampung? Lo cari art yang lain ajalah bang" ujar arthur yang berbicara tanpa henti membuat ghazi tambah pusing.
"Husst mulut lo! Mbak ayu suaminya sakit, bisa-bisanya lo bilang kaya gitu" marah ghazi membuat arthur terdiam tidak mampu bicara lagi.
"Lo gak makan mie kan?" Tanya ghazi kali ini dengan penuh penekanan.
"Enggak bang! Gue masih pengen idup" jawabnya membuat ghazi dapat bernafas lega.
"Yaudah, taruh diatas meja komputer gue gih!" Ujar ghazi.
Arthur menurut dan mulai masuk kedalam kamar abangnya lalu meletakkan nampan yang ia bawa keatas meja komputer yang ghazi maksud.
Namun..
Ghazi melongo dan menatap adik satu-satunya itu yang malah duduk diatas kasurnya alih-alih keluar dari kamarnya.
"Keluar!! Ngapain lo malah duduk ditempat tidur gue" tanya ghazi
"Abisinin dulu bang mienya, lo tadi gak makan bareng gue. seenggaknya mie instan juga termasuk makanan.."
"Gak sehat lebih tepatnya.."
"Dihh... Gak usah sok mencerminkan sebagai ahli gizi bang, kalo pada kenyataannya sebelum ini. lo bahkan hampir tiap hari konsumsi mie instan"
"Sialan lo, keluar gak??" Marah ghazi dengan kesal lalu berjalan mendekati sang adik yang lebih dulu menghindar dengan cepat keluar dari kamarnya membuat ghazi hanya bisa menghela nafas kasar.
"Kayanya bakal gak tenang hidup gue mulai sekarang" cibir ghazi seorang diri sembari berjalan dengan perlahan menghampiri meja komputernya untuk menyantap mie instan yang sudah dibuatkan oleh sang adik dengan susah payah lalu sembari mengirim pesan ke abang sulungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHAZI ~ (END) Terbit
Romance#sicklit #teenfiction #sadstory ketika perubahan sikap tidak mampu untuk membawa semuanya kembali seperti dulu... maka... kepergian yang akan menjadi jalan keluarnya ~ Ghazi Gibran Pahlevi