28. lebih keras dari pada batu

1.4K 94 6
                                    

🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔥

"Lo gimana al, menurut lo gimana?" Tanya andra kepada ali yang saat ini sedang berfikir keras.

Mereka sedang merundingkan bagaimana pengobatan yang akan diterima ghazi, karena sahabat mereka itu tidak bisa seterusnya hidup harus bergantung pada kemoterapi dan juga donor darah.

Mereka..

semua anggota the ridels sedang mencari cara agar segera mendapatkan donor yang cocok. Bahkan jika perlu mereka siap menyumbangkan hati mereka untuk ghazi.

"Gue juga gak ngerti ndra, otak gue belom sejauh itu untuk mengerti jalan fikiran ghazi" ujarnya pelan.

"Saat ini ghazi masih menunggu donor yang ia inginkan, sahabat lo itu bener-bener menolak donor hidup dengan tegas" ujar ali lagi menjawab pertanyaan andra.

"Gimana kalau donornya tanpa sepengetahuan ghazi al, bukannya itu lebih baik? Lo bilang aja kalau ada pendonor yang siap akibat kecelakaan dan alasan itu sesuai mau dia" ujar bisma kali ini sembari menyesap ice americano nya.

"Gak semudah itu bi! Kita menjadi pendonor harus menuruti prosedur yang ada, Dan lagi. Kalo kita lakuin dengan cara lo gue gak yakin tubuh ghazi akan menerima donor dari salah satu diantara kita, yang berarti usaha kita akan sangat sia-sia" ujar ali lagi mencoba memberi pengertian kepada bisma.

Semua anggota ridels kembali terdiam. .
Mencoba berfikir kembali untuk bisa melakukan hal terbaik kepada sahabat mereka.

Namun. . .

Mereka harus kembali kecewa karena tidak tau lagi apa yang harus mereka perbuat untuk menyelamatkan sahabat mereka bahkan kondisi ghazi semakin hari malah semakin terlihat bahwa ia jauh dari kata baik-baik saja.

Pemuda itu bahkan rutin menerima donor darah dalam kurun waktu dua minggu, padahal sebelum itu ia hanya butuh donor darah sebulan sekali.

"Gue bakal jelasin ke ghazi kalo donor hidup bukanlah masalah besar al, yang terpenting saat ini dia bisa kembali sehat" ujar vanno dengan sangat serius.

"Gue setuju sama vanno al, ghazi. Gue takut kalo kondisi dia akan semakin memburuk" ujar arlan lirih.

"Gue udah berulang kali jelasin ke dia van, jika sejak awal dia mau terima donor hidup. keadaannya mungkin akan jauh lebih baik" ujarnya sangat lirih.

"Gue udah nyerah buat bujuk ghazi" ujarnya semakin lirih.

Lalu fikirannya melayang ke ingatan beberapa bulan lalu di saat ia menemani ghazi untuk kemoterapi

⏱️FLASHBACK ON⏱️

"al!! Al, itu.." ujar ghazi tertahan lalu membekap mulutnya erat sembari menunjuk ember kecil yang di lapisi plastik membuat ali yang sedang fokus bermain hp melemparkan hp nya kasar ke atas sofa lalu dengan cepat mengambil ember kecil tersebut dan meletakkannya di pangkuan ghazi.

GHAZI ~ (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang