26. tawa ridels

1.3K 91 2
                                    

🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔥

"Lo bilang apaan? Apanya yang gak ada lagi? Lo gak boleh pergi tanpa ada izin dari gue" ujar seseorang yang datang dengan tiba-tiba membuat ketiga orang tersebut dengan cepat menoleh untuk melihat siapa yang datang.

"Gue gak akan ngebiarin lo pergi bang" ujar pemuda itu lagi yang ternyata adalah arthur, adik bungsu ketiga pemuda yang sedang berdebat tadi.

Sang bungsu sangat kesal karena di saat ia membuka pintu ruang rawat abangnya tersebut, dirinya malah mendengar kata-kata menakutkan dari bibir abangnya itu

"Arthur!!" Ujar mereka bertiga berbarengan.

"Bisa gak sih bang jangan bahas apapun seakan lo bakal mati besok"

"Siapa lo? Diri lo bukan tuhan!! Bahkan dokter sekalipun gak berhak menentukan kapan pasiennya akan mati" ujar arthur melanjutkan kalimat nya dan terdengar tegas.

Ghazi tidak dapat mengatakan apapun lagi, sedangkan reno dan juga regan masih terdiam menatap kagum pada adik bungsu mereka yang mengucapkan kata-kata bijak yang terdengar ditelinga mereka.

Lalu menyimpulkan bahwa sang adik terlihat sangat dewasa saat ini.

"Lo kenapa udah pulang, bolos ya lo? Baru jam sepuluh ini" Tanya ghazi mencoba mengalihkan perkataan arthur

Dirinya menatap jam pada ponsel lipatnya hingga berhasil membuat arthur membulatkan matanya karena pertanyaan tiba-tiba dari abangnya tersebut.

"Gue, gue.."

"Lo bolos beneran?" Tanya regan pada adik bungsunya itu lalu menatap sang adik dengan kesal.

Arthur tersenyum getir lalu menatap ketiga abangnya secara bergantian.

Ia baru saja memberi nasihat kepada abang termudanya. ghazi, namun sekarang! Kenapa malah dirinya yang terpojok dan saat ini malah menjadi tersangka utama.

"Balik lagi sana kesekolah lo, lo itu udah kelas 3 arthur. harusnya fokus belajar biar bisa masuk universitas impian lo, lo fikir sekolah itu punya nenek moyang lo bisa keluar masuk sesuka lo" ujar reno dengan nada marah kepada adik bungsunya itu.

"Kan emang punya eyang bang" jawab arthur dengan wajah polosnya.

Ghazi dan regan tertawa, sedangkan reno hanya terdiam mengumpati dirinya sendiri karena lupa akan hal penting seperti itu.

"Serah lo, balik gak lo kesekolah?" Ujarnya sedikit mengancam.

"Ihh gak mau bang, gue masih mau disini mau ikut nemenin bang azi" ujar arthur yang malah ikut berbaring disamping ghazi membuat reno dan juga regan menatap tidak percaya kepada adik bungsunya itu.

GHAZI ~ (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang