39. kritis?

2.5K 131 6
                                    

🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔥

Romi berjalan perlahan masuk kedalam ruang ICU sembari menatap putra nya yang saat ini sedang terbaring lemah dengan alat ventilator yang dipasang di mulut nya dan juga beberapa alat medis yang di pasang di beberapa bagian tubuh nya.

Kepala romi tertutup penutup kepala berwarna hijau, sedang kan hidung dan mulut nya tertutup oleh masker.

Kedua mata nya memerah dengan air mata sebagai penghias yang menandakan bahwa saat ini pria paru baya itu tidak bisa menahan tangisan nya dan mulai terisak pelan karena melihat kondisi sang putra yang saat ini sedang berbaring tenang dengan mata yang terpejam.

"Azi! Nak?" Panggil nya lirih dan semakin mendekati sang putra lalu mulai menggenggam jari jemari nya dengan erat.

Tubuh nya luruh ke lantai karena pada akhir nya ia tidak dapat menahan tubuh nya sendiri di saat kedua mata nya menangkap tubuh sang putra yang berbaring  dengan di penuhi alat medis dan juga mulut nya yang terpasang alat ventilator untuk membantu sang putra bernafas karena ia teringat apa yang di katakan putra sulung nya tadi.

"Kondisi ghazi kritis..
Dokter bilang dia dalam keadaan koma saat ini

Reno takut pahh.." lirih reno dan terisak.

"Ghazi. ini papa nak!" Ujar nya lirih lalu bangkit dan mulai mengecup dahi sang putra dengan lembut tanpa ada niatan untuk melepaskan ciuman nya di dahi sang putra.

"Maafin papa nak, papa minta maaf!" lirih romi dan semakin terisak karena melihat kondisi sang putra yang selama ini selalu ceria dan mencari perhatian kepada nya malah terbaring lemah seperti ini.

Hati nya sakit. . .
Kondisi putra nya saat ini jauh dari kata 'baik-baik saja' dirinya bahkan tidak memperdulikan apapun lagi saat ini.

Telpon genggam nya tidak berhenti bergetar, bahkan ia abaikan karena kondisi ghazi saat ini jauh lebih penting dari apapun.

"Papa terlambat, maafin papa.  seharus nya papa sejak awal berada di sisi azi. Maafin papa nak!! Papa mohon bangun, buka mata kamu" lirih nya semakin pelan.

Ia rela. . .

Diri nya rela kehilangan segala nya asal kan sang putra bisa kembali kepada nya dan berkumpul kembali.

"Ya tuhan...
Hamba mohon Berikan kesembuhan pada putra hamba, hamba berjanji tidak akan mengulangi kesalahan untuk yang kedua kali nya"

GHAZI ~ (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang