🔥
"Naik mobil itu kang? Beneran!!" Tanya ransyah tidak percaya sembari menunjuk mobil biru milik ghazi yang ada dihadapannya saat ini.
"Iya! Kalo jalan kaki nanti cape" jawab ghazi membuat ransyah yang mendengarnya terlihat sangat senang.
"Yaudah zi kalo itu mau lo, teteh titip ghazi ya syah" ujar rasyah mengajak sang adik berbicara.
"Siap teh!" jawab ransyah dengan semangat membuat ghazi tersenyum melihat tingkah pemuda itu.
"Saya siap-siap dulu ya kang" ujar ransyah dan di balas anggukan oleh ghazi.
Ransyah menatap kagum pada mobil sport milik ghazi yang terlihat sangat mewah.
Matanya berbinar meski sedari tadi ia sudah mengagumi mobil tersebut namun sepertinya dirinya masih tidak menyangka bahwa ia dapat merasakan menaiki mobil sport impiannya.
"Kang ghazi maunya kemana?" Tanya ransyah pada akhirnya setelah ia menghentikan kegiatannya yang mengagumi mobil ghazi.
"Gue juga gak tau syah, lo yang tau daerah sini. gue mah ikut lo aja" ujar ghazi.
"Kerumah pak RT dulu aja kali ya kang? Nanti kita pikirin lagi mau jalan kemana" ujar ransyah membuat ghazi tertawa pelan akan sikap menggemaskan pemuda yang ada disebelahnya ini.
Dan setelah itu, ghazi dengan cepat menginjak pedal gas lalu mulai melajukan mobilnya dengan perlahan karena takut suara yang ditimbulkan oleh knalpot mobilnya akan mengganggu penduduk desa.
"Lo sekarang kelas berapa syah?" Tanya ghazi yang fokus pada kemudinya.
Dirinya tidak perlu arahan ransyah untuk menunjukkan jalan, karena tempat tujuan awal mereka saat ini sama dengan tempat yang ia datangi kemarin bersama rasyah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHAZI ~ (END) Terbit
Romance#sicklit #teenfiction #sadstory ketika perubahan sikap tidak mampu untuk membawa semuanya kembali seperti dulu... maka... kepergian yang akan menjadi jalan keluarnya ~ Ghazi Gibran Pahlevi