🔥
"Hoek.." ghazi membekap mulutnya kuat menahan sesuatu yang memaksa keluar dari dalam tubuhnya lalu sekuat tenaga berlari kearah kamar mandi terdekat.
Beruntung arthur telah pergi, dan adiknya itu tidak akan panik dengan keadaannya yang cukup mengkhawatirkan.
"Hoek.. aghh"
Entah sudah keberapa kali ia memuntahkan semua isi perutnya bahkan saat ini telah terlihat bercak darah yang cukup banyak mengotori wastafle kamar mandi yang terletak disamping dapur membuat ia mulai menatap nanar pada gumpalan darah yang baru saja keluar dari tubuhnya.
"Astaga ghazi, lo gak papa dek?" Teriak reno yang baru pulang dan mencoba untuk mengambil minum yang ada dikulkas.
namun. .
pandangan matanya teralihkan pada pintu kamar mandi yang biasanya tidak pernah terbuka hingga dengan perlahan ia mendekati kamar mandi tersebut lalu mulai mendapati tubuh sang adik yang bersandar didinding tidak mampu lagi membawa tubuh nya untuk bangkit."Bang, jangan teriak"
"Arthur dijemput temennya barusan, lo tenang aja dek. Kenapa gini?"
"Bantuin bang, lemes. badan gue susah digerakin" minta ghazi.
Reno mengangguk lalu membantu sang adik untuk berdiri dan mulai memapahnya untuk keluar dari kamar mandi tersebut.
Ia khawatir..
Bahkan sangat khawatir, terlebih disaat matanya menangkap gumpalan dan bercak darah yang cukup banyak mengotori wastafle.
"Kerumah sakit ya?" Tanya reno yang sudah membantu ghazi untuk bersandar disofa ruang tamu.
"Nanti arthur nyariin gue bang?"
"bilang lo nginep di camp, mau ya?" Tanya reno dengan lembut
"Iya bang, gue mau. tolongin gue bang, sakk..it" ujar ghazi dengan suaranya yang melemah dan terdengar sangat putus asa lalu mengikuti abangnya yang mulai memapahnya untuk keluar menuju kearah mobil abangnya untuk pergi kerumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHAZI ~ (END) Terbit
Romance#sicklit #teenfiction #sadstory ketika perubahan sikap tidak mampu untuk membawa semuanya kembali seperti dulu... maka... kepergian yang akan menjadi jalan keluarnya ~ Ghazi Gibran Pahlevi