🔥
"Uhukk..uhukk" ghazi terbatuk sembari membekap mulut nya kuat membuat arlan dan juga ravi mulai mendekati sahabat nya itu yang terlihat sangat kesakitan.
"Zi. lo kenapa?" Ujar ravi panik di saat kedua netra mata nya melihat darah yang mengalir dari sela-sela jari sahabat nya tersebut.
Mata ghazi terbuka lebar di saat ia merasakan bahwa ada cairan yang mengalir dari sela-sela jari nya dan detik itu juga ia semakin merasakan sakit pada ulu hati nya membuat ia kesulitan untuk bernafas.
"Injeksi! Lo bawa injeksi kan zi?" Tanya ali dengan nada khawatir namun ghazi hanya menggeleng sebagai jawaban bahwa ia lupa membawa injeksi yang seharus nya selalu di bawa.
"Sialan. . ." Umpat ali pelan, bukan mengumpati sahabat nya itu hanya saja ia panik saat ini dan bingung apa yang harus dia lakukan sekarang.
"S..sa.sakit rav, ghuue gak bissha nafas" rintih nya lalu mulai menarik nafas panjang .
namun usaha nya itu gagal hingga membuat ia menangis lalu mulai mencengkram bahu ravi dengan kuat
"Ashh.." ravi meringis ketika di rasakan nya tangan ghazi yang menyakiti bahu nya membuat diri nya bukan nya marah malah terlihat panik karena kondisi sahabat nya yang terlihat sangat memprihatinkan.
"Kita ke rumah sakit. ." ujar ali pada akhir nya membuat semua anggota ridels mengangguk setuju dan mulai membawa ghazi ke bahu ravi untuk menggendong nya.
Namun. . .
"ANJING. BANGSAT, KALO LO JIJIK PERGI SANA. GAK USAH SOK LO ANJING!" Teriak arlan dan terlihat sangat emosi karena melihat dua orang pelanggan yang tertawa sembari menatap jijik ke arah ghazi.
Membuat arlan benar-benar emosi melihat reaksi orang itu, bukan hanya arlan.
Namun. Anggota ridels yang lain juga terkecuali ghazi yang masih mencoba meredam rasa sakit nya."Tenang lan, ghazi lebih penting sekarang ini!" Ujar vanno mencoba menenang kan arlan yang seperti nya semakin emosi kepada kedua orang tersebut yang seperti nya masih mentertawakan mereka.
"Pergi lo bangsat, SIALAN!!" teriak nya lagi tanpa memperdulikan tatapan orang-orang yang menatap tidak percaya ke arah mereka.
"Siapa lo mau ngusir kita, apa hak lo hah? sialan!!" Teriak pemuda yang tadi di bentak oleh arlan karena tidak terima bahwa dirinya dan juga kekasih nya di bentak oleh orang yang gak dikenal.
"Bangsat lo, cafe ini mil. ." teriak arlan lagi namun terhenti.
"Cukup lan!" bentak andra memotong kalimat arlan hingga membuat arlan terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHAZI ~ (END) Terbit
Romance#sicklit #teenfiction #sadstory ketika perubahan sikap tidak mampu untuk membawa semuanya kembali seperti dulu... maka... kepergian yang akan menjadi jalan keluarnya ~ Ghazi Gibran Pahlevi