41. terlambat

2.1K 104 23
                                    

🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔥

Semua anggota the ridels menghentikan perawat yang mendorong brankar untuk menuju ke mobil ambulance.

Mereka menatap tubuh ghazi yang berbaring dengan di tutupi kain putih panjang yang menutupi seluruh bagian tubuh pemuda tersebut.

"GHAZI. ." teriak bryan dengan sangat kencang di saat ia membuka sebagian kain yang menutupi wajah sahabat mereka itu.

"Bangun gak lo? Ngapain lo kaya gini zi?" ujar bisma menatap sahabat nya itu tidak percaya.

"Udah bi, ikhlasin azi. . dia gak akan lagi ngerasain sakit" ujar ali sembari memegang lengan bisma lembut namun bisma malah menepis tangan ali dengan sangat kasar.

"Mudah lo ngomong kaya gitu al, lo sejak awal tau kondisi ghazi. sedangkan kita semua. Kita belum sempet nebus kesalahan kita sama dia" ujar bisma memegang kerah jaket yang di kenakan ali membuat ali hanya mampu terdiam dan mulai menunduk dalam karena saat ini ia tidak bisa menepis pernyataan yang di katakan bisma barusan.

"Tapi ghazi pasti bakalan sedih kalau melihat kalian kaya gini" ujar regan yang menahan lengan bryan.

"Ghazi cuma tidur kan bang? Bangunin dia bang. kita ada janji buat latihan sore ini" ujar andra lirih menatap reno dengan penuh harap.

Namun semua hanya diam, tidak ada yang mau menjawab pertanyaan dari diri nya hingga membuat andra meluruh dengan tangan nya yang enggan melepaskan genggaman pada tangan ghazi.

"Bohong kan bang, kita belum sempet ketemu tante mon. ghazi belum sempet ketemu mama nya. Kita belum tepatin janji kita buat bawa mama nya ke ghazi" lirih andra.

Sedang kan anggota ridels yang lain hanya terdiam dengan terisak pelan karena masih tidak percaya dengan apa yang terjadi pada ghazi saat ini.

Mereka hanya pergi sebentar karena perintah reno dan juga regan yang meminta mereka untuk mencari keberadaan kedua orang tua ghazi.

Namun. . .

Di saat mereka kembali, semua anggota the ridels malah mendapati ketua mereka sudah terbujur kaku dengan seluruh tubuh tertutup kain putih.

"Maafin kita ghazi, kita gak ada disamping lo di saat-saat terakhir lo" lirih ravi menatap ghazi dengan air mata yang siap untuk menetes.

"Maafin kita ghazi, kita gak ada disamping lo di saat-saat terakhir lo" lirih ravi menatap ghazi dengan air mata yang siap untuk menetes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GHAZI ~ (END) TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang