HARI INI KUBIARKAN HUJAN

34 2 0
                                    

Jakarta, Mei 2015.

-

Aku menarik turun ritsleting gaunku setelah dua kali gagal. Lega rasanya.

Dari balik kaca kamar ini, tanganku menggantung diam setelah berhasil menarik ritsleting tadi. Pantulan lampu-lampu kendaraan dan gedung-gedung yang bertebaran di luar kaca menghantam bola mataku. Malam sudah cukup larut dan kota ini masih benderang seakan ingin begadang semalaman.

Beep.

Suara bel pada pintu menyadarkanku. Marah yang susah payah kutenggelamkan tadi, seperti menguap kembali. Kamar ini adalah rahasiaku dan dia. Dan yang tau aku sekarang mengendap di sini, hanya dia.

Wajahnya, terasa asing saat pintu kubuka.

Aku baru ingin bertanya, ketika merasakan tatapannya pada bahuku. Mataku jatuh pada bahuku yang sedikit tersingkap karena ritsleting gaun yang telah kuturunkan. Tanganku cepat-cepat membenarkan posisi gaunku selagi berkata,

"bentar. Lo masuk aja du.."

Saat aku berbalik, dia kembali menarikku menghadapnya.

Kedua tangannya menjagaku erat selagi bibir kami saling bertemu. Pembicaraan itu selalu pelan dan lembut dilakukannya. Kali ini, aku merasakan ketergesaan dan kepasrahan dalam sentuhannya.

Aku ingin bertanya lebih banyak. Aku ingin mendapatkan jawaban lebih banyak. Tapi semuanya terasa kembali salah.

Di atas tempat tidur yang selalu memeluk kami berdua, tanganku menjauhkan tubuhnya saat gaun yang kukenakan hampir meninggalkan tubuhku.

"lo ngapain sih?!"

Mataku berkilat menatapnya. Napas kami yang memburu seperti saling ingin melerai semua yang kami rasa. Aku benci rasanya ketika kubiarkan dia membaca lebih jauh. Untuk sekian detik dia membaca tanpa aku bertanya, menjawab semaunya. Aku kembali melepas ciuman itu sebelum kami saling menumpahkan kejujuran itu dan lupa batasnya.

"lo udah punya Gretha, ngapain masih begini ke gue?"

Matanya terus memintaku sepenuhnya.

"gue gak ada rasa, Ya."

"apa bedanya sama kita sekarang?"

Pengecut.

Aku harap dia bisa membaca kata itu agar dia tau kita sama-sama pengecut yang sedang saling tawar menawar tentang hubungan seharga kamar hotel ini.

"gue belum selesai, Ya."

Aku bangkit dari tempat tidur, menarik gaunku yang tersingkap jauh.

Di dalam kamar mandi, aku kembali mengingkari janji. Kubiarkan hari baik ini dituruni hujan sederasnya.

MARI TELANJANGI SEMUA LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang