“Kenapa kamu mau keluar dari club ini?” Oryza memasang tatapan mengitimidasi. Ruang club sastra sudah sepi, Fuschia sengaja meminta waktu Oryza selama 15 menit ke depan setelah kegiatan club.
“Apa ada yang bikin kamu gak nyaman?”
“Aku hanya merasa sastra bukan hal yang saya minati Kak. Setiap ke ruangan ini, sebenarnya aku selalu menyempatkan diri buat ngintip club musik. Aku, juga, hm gak terlalu suka baca.”
Oryza mendengus. “Jadi club ini cuma pelarian kamu doang gitu?”
Fuschia menunduk. “Maaf Kak. Aku udah mikirin ini berulangkali sejak dua minggu yang lalu. Ini adalah jawabannya.”
“Baik. Kamu boleh keluar. Semoga pilihan kamu, bukan pilihan yang akan kamu sesali di kemudian hari.”
Fuschia keluar dari ruangan itu dengan jantung berdebar-debar. Ternyata tidak sesulit dugaannya.
***
“Gue denger-denger, asal usul lo gak jelas, bener?”
Aluna hanya diam sembari melanjutkan aktivitas membaca. Beberapa orang di kelas ini hanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Kecuali si Lyora. Gadis berdagu lancip dengan liptint orange yang tampak jelas di bibir.
“Bagaimana lo bisa sekolah di sini, sedangkan asal-usul lo aja gak jelas!”
Aluna masih diam. Karena merasa diabakan, Lyo lantas menarik buku Aluna paksa. Dilemparlah buku itu ke sembarang tempat.
“Ibu lo ninggalin lo bahkan sebelum sempet liat lo? Terus gimana, lo sekarang tinggal di rumah ibu tiri dong?” Lyo mendekatkan wajahnya. “Gue gak nyangka ada Cinderella di sekolah high class kayak gini.”
Cinderella? Aluna menahan senyumnya. Bukankah film itu berakhir bahagia seperti yang ia imipkan? Untuk apa ia marah.
“Atau, selama ini, lo itu anak haram?”
“Kenapa sih, Lyo? Lo kayaknya tertarik banget sama si anak mutasi itu.” Temannya menggenggam segelas red velvet starbuck. Baru datang menghampiri.
Lyo tertawa. “Ada Cinderella di sini! Haha. Bolehlah jadi babu kita buat beberapa bulan sebelum dia dengan sukarela keluar.”
Aluna seharusnya tidak membuang-buang waktu. Ia berdiri kemudian pergi. Lyora menarik rambut Aluna hingga kepalanya mendengak ke atas secara paksa. “Lo mantan rangking paralel kan? Kita mau lo kerjain seluruh tugas kita.”
Aluna menatap tajam. Rambutnya masih digenggam erat.
“Lo gak mikirin bagaimana caranya Bapak lo cari uang buat biaya lo di sini selama beberapa bulan?”
“Aku bisa dapat uang dari olimpiade.”
Lyora memasang wajah seolah terkejut. “Oh, beneran uangnya cukup buat semua pengeluaran?”
Aluna hanya diam. Dia sendiri tidak tahu.
“Lo gak tau kan?”
Aluna diam. Menunduk. Hal yang seharusnya tidak ia lakukan. Seharusnya ia mikut menjambak rambut Lyo. Bukan menunduk seperti pengecut.
Seperti yang Aluna baca di buku, bahwa korban bully akan mngalami tegang otot, detak jantung yang menurun dan masalah vokal yang membuat Aluna mendadak bisu.
Tonic Immubility
Crala dengan sengaja menabrak meja Aluna. Tersentaklah gadis itu karena seluruh kameja putihnya sudah berubah menjadi merah. Air dingin merah membuat tubuh lemah Aluna menggigil.
![](https://img.wattpad.com/cover/243181545-288-k857942.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflowers In The Grass (tamat)
Roman pour Adolescents"Lo hanya rumput yang tumbuh di sekitar bunga indah seperti gue." Bagi orang-orang di sekitar Aluna, dia hanya terlihat seperti gadis biasa. Memang tidak ada yang begitu mengganggu dari Aluna. Namun, bagi Daisy, Aluna itu rumput liar yang selalu men...