Prolog

341 128 437
                                    

Seseorang melangkah pelan ke pinggiran rooftop gedung enam lantai. Langkahnya terlampau yakin untuk mengakhiri hidupnya. gadis berambut hitam panjang dengan  blazer hitam berdasi itu menunduk, menatap nanar kebun bunga matahari di bawah sana, tangannya menggenggam rok hitam kotak-kotak dengan yakin. Jika gadis itu mati, kebun itu akan menjadi tempat yang sangat indah saat jenazahnya ditemukan.

Angin berhembus kencang. Dia tersenyum, penderitaannya sebentar lagi akan berakhir.
Dia membuang napas kasar, lalu melompat dan terjun bebas dari rooftop gedung sekolahnya sendiri. Gadis itu tersenyum menatap seseorang yang berdiri di atas sana, dia terus tersenyum sampai tubuhnya jatuh tepat di tanah gembur yang dipenuhi bunga matahari.

Tulang-tulangnya patah, matanya terpejam, bibirnya menyunggingkan senyuman selamat tinggal. Darah mengalir deras dari kepalanya yang sobek. Bertepatan dengan itu, hujan turun. Hujan pertama setelah sekian lama musim kemarau.  Hujan terakhir yang dirasakan gadis yang tewas mengenaskan itu.

Sementara seseorang di atas rooftop membungkam mulutnya. Menahan jerit tangis yang mendesak keluar. Dia menatap telapak tangannya yang dipenuhi darah. Tubuhnya bergetar hebat. Ketakutan. Siapapun akan merasa seperti itu setelah melihat seseorang mati di depan mata. Cewek itu menggeleng, rambut panjang rada ikalnya bergerak-gerak membuat tetesan air meluncur bebas. Menyakinkan diri bahwa bukan dirinya yang menyebabkan sahabatnya mati. Bukan dia. Sambil berjalan terseok-seok, cewek itu meninggalkan atap sambil menangis di bawah hujan.

Hujan turun deras sekali. Seakan mengucapkan selamat tinggal pada gadis di hamparan kebun bunga matahari.

Selamat datang di Sunflower High School!
Ini cerita terlama yang kubuat semoga memuaskan sampai ending❤️
Gak menjanjikan buat update setiap hari tapi diusahakan:)
Kalau ada kesalahan tolong bantu koreksi ya, terimakasih!

Sunflowers In The Grass (tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang