Gren mengamati Feliz dari ujung rambut hingga ujung kaki. Bi Ji'ah sedang menuangkan teh hijau ke tiga cangkir kaca ketika Gren akhirnya bicara, "Kerjanya apa?"
Gadis di sebelah Feliz hanya mampu menunduk gugup, sialan kakaknya ini. Kenapa segala nanya-nanya kerjaan sih?
"Untuk saat ini, saya jadi mandor bangunan," jawab Feliz, tidak ada nada gugup atau grogi sama sekali. Berbeda dengan Fuschia.
"Untuk saat ini? Emang biasanya ngapain?" Gren terus menyelidik sampai puas.
"Ini, tentang pengalaman kerja saya Kak?" Hanya dijawab dengan gumaman singkat, Feliz akhirnya melanjutkan pembicaraan, "Sebelumnya saya pernah jadi guru bahasa Inggris SD, terus jadi guru kursus bahasa Inggris juga. Terus jadi guru olahraga juga pernah, jadi tukang bangunan pernah, kerja di Australia jadi Supervisor pembangunan juga pernah. Terus apalagi ya. Oh, pernah jadi penulis buku pelajaran produktif teknologi bangunan. Sekarang, jadi mandor."
Fuschia rasanya ingin menjerit karena jawaban Feliz yang sangat lengkap. Namun sang kakak justru tersenyum puas.
"Banyak pengalamannya ya, pantes sampai sekarang gak pernah deket sama perempuan selain Adik saya." Gren mengangkat teh kemudian meniup pelan. "Orang tua kamu gimana?"
"Kakak!" Tak tahan lagi dengan sikap Kakaknya yang seolah-olah sedang mewawancarai seleksi pekerja, Fuschia berdiri. "Gausah tanya-tanya hal privacy kayak gitu!"
"Privacy?" Gren menyeruput teh hijau itu sebelum melanjutkan perkataannya. "Gak ada yang namanya privacy kalau kalian akan menikah."
Feliz menahan tangannya ketika Fuschia ingin berbicara lagi. "Fuschia, gak apa-apa."
Sesi wawancara hari itu berhasil membuat Gren puas. Fuschia hanya bernapas lega, sekaligus merasa tidak enak hati pada Feliz. Namun, Feliz justru terlihat bahagia.
Ketika keduanya keluar dari rumah Fuschia, Feliz bertanya, "Mau ke makam? Kita juga harus minta izinnya buat pernikahan kita. Mulai sekarang, kita harus saling menguatkan, ya, Schia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflowers In The Grass (tamat)
Novela Juvenil"Lo hanya rumput yang tumbuh di sekitar bunga indah seperti gue." Bagi orang-orang di sekitar Aluna, dia hanya terlihat seperti gadis biasa. Memang tidak ada yang begitu mengganggu dari Aluna. Namun, bagi Daisy, Aluna itu rumput liar yang selalu men...