Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya yaa...
•••
Ceklek
Saat Lisa membuka pintu kamar asramanya ternyata disana sudah ada tiga gadis lain yang tengah membereskan barang mereka. Ketiga gadis itu menatap Lisa acuh dan kembali melanjutkan kegiatan mereka.
Dalam satu kamar terdapat empat tempat tidur bertingkat juga ada empat lemari berukuran kecil, dua meja belajar dan penerangan secukupnya, Lisa pikir ini lebih baik dari pada apartemennya.
"Lemari itu punyaku." Lisa tidak memperdulikan kalimat itu dan tetap menaruh barangnya disana. "Apa telinga mu tidak berfungsi?!" Sentaknya, Lisa tetap diam sampai gadis itu memegang lengannya.
"Yak! Apa kau---" Lisa langsung berbalik dan menatap mata teman sekamarnya itu dwmgan tajam. "Apa kau tidak memiliki mata? Atau kau tidak bisa membaca? Ku sarankan untuk baca peraturan nya sekali lagi!" Sentak Lisa ia mendorong bahu gadis berambut pendek itu lumayan keras dan keluar dari kamarnya.
Sudah jelas tertulis disama bahwa setiap orang hanya mendapatkan satu lemari saja, dan tentu saja Lisa harus menunjukkan bahwa dirinya tidak mudah di tindas.
Moodnya hancur begitu saja, dia belum menghabiskan satu hari pun disini tapi Lisa sudah merasa tidak betah, melihat bagaimana sikap teman sekamarnya yang begitu menyebalkan.
"Bagiamana teman sekamar mu?" Lagi-lagi Jaehyun selalu muncul dimana-mana pemuda itu seperti menempelkan alat pelacak hingga selalu tahu keberadaan nya.
"Menyebalkan seperti mu!" Sarkas si poni, Jaehyun hanya tersenyum. "Bagaimana jika pindah kamar saja? Kebetulan di kamar ku masih ada kasur yang kosong?" Mendengar itu Lisa menyipitkan matanya dan langsung melayangkan satu tinjuan pada perut Jaehyun.
* Suara sirine
Suara sirine sudah berbunyi itu artinya mereka harus segera berkumpul dan melakukan latihan fisik.
"Kalian sudah membaca peraturan nya?" Tanya senior yang akan melatih mereka.
"Siap sudah!" Jawab mereka serempak.
"Baiklah, sekarang aku ingin kalian membuat kelompok dalam waktu satu menit. Dimulai dari sekarang!" Semua peserta saat itu berlarian untuk mencari kelompok mereka, Lisa merasa bingung karena semua sudah terisi dengan anggota pas berjumlah tujuh orang sedangkan dirinya masih kebingungan seperti orang tersesat.
"Kemari, bersama kami saja." Seorang gadis menarik tangannya untuk membawa tubuh Lisa masuk kedalam barisan mereka. "Terima kasih."
"Baiklah waktu habis, kelilingi lapangan ini sebanyak yang kalian bisa. Mulai!"
Baru menyelesaikan lima putaran Yeri sudah tidak sanggup lagi untuk berlari gadis bermarga Kim iyu menepi sejenak sambil mengatur nafasnya. "Ah aku tidak kuat!" Gerutunya.
"Cepatlah sebelum waktunya habis." Lisa mengulurkan tangannya untuk membantu Yeri dan di sambut baik oleh gadis itu. "Benar-benar kurang ajar, dia menyiksa kita, lalu menontonnya sambil minum soda seperti itu?!" Ujar Yeri tak percaya, senior senior itu duduk santai sambil menikmati minuman mereka dan makan ayam goreng.
"Ini akan terus terjadi hingga satu tahun kedepan atau bahkan lebih," ujar Lisa sambil mengangkat bahunya acuh.
"Ngomong-ngomong kau sekamar dengan siapa?" Tanya Yeri saat mereka tengah menikmati makan siang.
"Hyun Jo, Kwon Min Jae, Yu--- ah aku tidak ingat gadis satunya lagi," ujar Lisa sambil melihat kearah meja mereka yang berada di sebrang.
"Wahh kau sekamar dengan anak para petinggi, apa mereka menyebalkan?" Tanya Yeri lagi di iringi tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fiksi Penggemar"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...