Happy reading guys jangan lupa untuk vote dan komen nya ya thank you ....
...
"Kau tidak akan membunuhnya! Kau tidak akan berani melakukannya!" Teriak pria itu pada Lisa sambil menampilkan senyum lebarnya.
Mendengar itu Lisa mencengkram kuat pisau ditangan nya, "kau meremehkan ku? Kau ingin aku melakukannya di depan matamu hah?!" Pria itu semakin keras tertawa tanpa rasa takut.
"Coba saja lakukan, sedari tadi kau hanya memainkan pisau itu di leherku tanpa berniat melukaiku, kau bukan orang seperti itu, kau tak pandai menakuti seseorang, kau lemah! Kau penakut!"
"Tutup mulutmu sialan!" Tangannya bergetar, Lisa seakan tak memiliki tenaga lagi untuk memegang pisau itu.
"Aku sungguh tidak mengetahui jelas mengenai apa yang Min Yu Ra lakukan, dia hanya menyuruhku mengantarkan barang ke alamat yang sudah aku beritahukan padamu, aku hanya sebagai kurir aku tidak melakukan apapun lagi, bahkan jika aku ketahuan aku di ancam untuk tidak mengatakan apapun tentang dirinya." Pasrah pria tua itu pada Lisa.
Lisa bukan pembunuh dia tidak bisa melihat seseorang terluka, dia tidak bisa menyakiti orang lain. Hati dan pikiran nya seolah saling berlawanan, Lisa ingin melukai orang-orang yang telah melukai keluarga nya tapi gadis itu tak mampu.
"Baiklah, kau boleh pergi." Dengan mudahnya gadis itu melepaskan, Lisa merasa kecewa lagi-lagi usahanya tidak membuahkan hasil.
Lisa terlalu lemah untuk menjadi seorang monster, kata-kata yang keluar dari mulutnya adalah kebohongan gadis itu takut, dia ketakutan akan semua ancaman yang dia layangkan kepada orang lain.
Disaat seperti ini Lisa lebih memilih melukai dirinya sendiri, sudah banyak bekas luka di tangan nya, tapi itu sama sekali tidak membuat gadis itu puas.
"Pengecut!" Ujarnya yang di tunjukkan untuk dirinya sendiri, tubuh kurus itu meringkuk di atas lantai dingin tanpa alas.
•••
"Ada yang bisa ku bantu?" Tanya Yeri pada Jisoo, wanita itu datang ke kantor untuk melihat keadaan adik bungsu nya karena saat Jisoo mendatangi apartemen Lisa tempat itu sudah kosong, adiknya pindah dan tidak mengatakan apapun.
"Aku mencari Lisa, Lalisa Ji," balas Jisoo ramah.
"Maaf, tapi Lisa sedang mengambil cuti, apakah aku boleh tahu apa hubungan mu dengan Lisa?" Tanya Yeri dengan sopan.
"Aku kakaknya, baiklah kalo begitu aku permisi terima kasih." Jisoo pergi dengan terburu-buru.
"Bukankah Lisa mengambil cuti untuk menyelesaikan masalah keluarga nya? Lalu kenapa kakaknya datang kemari untuk mencari nya?" Batin Yeri berbisik.
••
Taehyung termenung di rooftop kantor nya, sambil menyesap sepuntung rokok dan satu botol alkohol, dia benar-benar merasa gila sekarang antara bingung dan takut.
Ayahnya melakukan kejahatan yang sama seperti Chang Wook tapi Taehyung tidak seberani Lisa untuk mengungkapkan semuanya, tidak bisa melihat ibunya sedih dan perusahaan yang telah mereka bangun dari nol hancur begitu saja.
"Hyung kita ada meeting bersama klien dari Jepang lima menit lagi tapi kau malah mabuk disini?" Ujar Jungkook sebagai sekertaris Taehyung marah.
"Kau saja yang pergi dan wakili aku," balas Taehyung malas.
"Yak! Kim Taehyung!" Taehyung sudah biasa di bentak oleh sekertaris sekaligus adiknya itu, ya dia sudah menganggap Jungkook seperti adiknya sendiri.
"Apa kau akan tetap bersama ku jika aku bangkrut dan tidak memiliki apapun lagi kook?" Tanya Taehyung tiba-tiba, Jungkook di buat terkejut dengan pertanyaan itu tapi menganggap tidak serius karena Taehyung sedang mabuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fanfiction"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...