Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya ya...
•••
"Apa yang terjadi pada appa Unnie?" Tanya Rosé khawatir, "appa mengalami pecah pembuluh darah di otak yang membuat nya sempat kejang dan pingsan seperti tadi," ujar Jisoo.
"Apa keadaannya sudah membaik?"
"Eoh, walaupun kita terlambat membawa nya tapi .. appa berhasil melewati masa kritisnya." Jisoo melihat sekeliling nya untuk mencari keberadaan sang ibu. "Apa kau sudah memberitahu eomma?" Tanya Jisoo pada Rosé.
Gadis berambut blonde itu mengangguk namun dengan raut wajah yang sedih, "eomma takkan datang." Mendengar itu Jisoo hanya bisa tersenyum tipis dan memeluk tubuh Rosé erat.
"Semuanya akan baik-baik saja, kehidupan itu berputar sama seperti roda hari ini kita di bawah, besok atau lusa kita pasti akan kembali bangkit dan berada di atas, maka dari itu ... ayo tetap sama-sama seperti ini, tetap menjadi saudara dan utuh walaupun tidak berada dalam satu tempat yang sama."
Lisa yang melihat kedua saudara nya berpelukan tanpa sadar menitihkan air matanya, ponsel di saku celananya bergetar menandakan dia harus segera pergi.
Lisa melawan segalanya, bahkan pekerjaan nya demi melihat sidang terakhir sang ayah tapi sidang putusan kembali di undur hingga sebulan kedepan karena kondisi Chang Wook yang tidak stabil, namun putusan pengadilan bagi Dae Hee akan dilaksanakan besok pagi.
Rasanya campur aduk hari ini, dia senang karena sidang nya di undur, tapi ayah nya sakit, dia juga sedih karena semakin banyak cacian untuk keluarga nya, tapi dia juga senang karena rasa sayang dan cinta diantara saudara nya semakin kuat.
"Tak bisakah aku merasakan pelukan hangat mu lagi Unnie?" Jerit Lisa dalam hati sebelum pergi.
Tahu rasanya cemburu pada saudari mu sendiri? Rosé selalu mendapatkan tempat tersendiri bagi kedua kakak nya, baik Jennie maupun Jisoo akan selalu meluangkan waktunya hanya untuk bertanya "bagaimana hari mu Chayoung?","apa kau bahagia hari ini?", "Apa kau sudah makan?", "Lagu mu bagus Unnie sudah mendengar nya."
Tapi hanya Lisa yang merasa sendiri, entah ini hanya perasaan nya saja atau memang adanya begitu.
"Kenapa harus selalu aku yang datang kepada kalian?"
"Kenapa harus aku yang selalu meminta sebuah pelukan?"
"Kenapa hanya aku yang selalu membutuhkan kalian?"
Pertanyaan itu lambat laun bagai racun, yang membuat hatinya mati dan tak sehangat dulu.
"Kau lama sekali!" Ujar pemuda yang berada di kursi pengemudi dengan nada kesal yang kentara.
"Mianhae."
"Sudah bertemu keluarga mu?" Tanyanya.
"Emm." Melihat Lisa yang sama sekali tidak tertarik dengan pertanyaan yang baru saja dia ajukan membuat si pemuda memilih untuk bungkam.
Beruntung nya Lisa karena Jihoon mau bertukar sift untuk menjaga menara dengan nya, sehingga Lisa bisa kabur dengan alibi akan mengantarkan berkas.
Jarak yang harus dia tempuh juga cukup jauh, yang membuat gadis berponi itu harus bergegas, sebelum dia tertangkap dan mendapatkan sanksi berat.
•••
"Lalu apa rencana mu selanjutnya?" Tanya Ha Joon, pada Yu Ra yang tengah asik menonton tv sambil menikmati snack kentang di tangan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fanfiction"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...