22. Not Her Fault

1.4K 216 32
                                        

Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya ya...

•••



Dalam kegelapan malam dan hanya di terangi lampu temaram di kamar nya, Lisa mencoba menyusun strategi untuk menyelinap masuk kedalam rumah letnan Yeon, ia terpaksa melakukan ini karena sekarang pintu rumah itu tak lagi bisa terbuka untuk nya.

"Baiklah, aku bisa melakukannya malam ini," ujar Lisa bermonolog, gadis itu mengambil kunci mobilnya dan segera bergegas.

Dengan pakaian serba hitam, juga penutup kepala Lisa benar-benar terlihat seperti seorang penyusup sekarang.

Lisa mulai berjalan ke arah belakang, mengira-ngira seberapa tinggi tembok yang ada di hadapannya saat ini.

Lisa memanjat tembok itu dengan susah payah, saat sudah mencapai puncak dia melihat ada beberapa orang penjaga yang terlihat sedang mengobrol, gadis itu sudah tidak memiliki banyak waktu lagi, Lisa segera melompat dan langsung menyusup untuk masuk secara perlahan.

"Aku yakin ruang kerja letnan Yeon ada di sebelah sana," tunjuk Lisa pada salah satu kaca besar yang terlihat gelap mengarah ke halaman.

Gadis itu kembali melakukan aksinya dengan menaiki tembok menuju balkon, mencongkel jendela yang terkunci dan kini Lisa sudah berhasil masuk ke dalam rumah, terlihat mudah bukan tapi percayalah kini kaki dan juga tangan nya penuh luka.

Lisa berjalan mengendap-endap, memastikan bahwa dia takkan membuka ruangan yang salah, hingga tertulis di salah satu pintu ruangan "Ruang Kerja Yeon" Lisa tersenyum singkat, mencoba membuka pintu itu namun pintunya terkunci terpaksa dia harus membobol nya.

Ceklek

Lisa tidak bisa melihat apapun di ruangan ini selain kegelapan, gadis itu  menyalakan flash di handphone nya dan mulai mencari apa yang dia butuhkan.

"Aku membutuhkan laptop ini, aku juga butuh flashdisk-flashdisk ini," Lisa memasukkan beberapa barang itu kedalam tas ranselnya.

"Bagaimana cara membuka brankas ini? Apakah isinya uang?" Lisa bertanya-tanya saat melihat sebuah brankas berukuran sedang yang tertutupi oleh beberapa tumpukan buku.

"Bodoh amat aku akan membawa nya!" Ujar si poni sambil memeluk erat brankas itu, mata bulatnya kembali menerawang apa yang dia butuhkan karena mungkin Lisa tak memiliki kesempatan lagi untuk masuk ke tempat ini.

"Seperti nya cukup," 

"SIAPA KAU?!" Pekik seorang wanita saat melihat Lisa.

"Penyusup! Kau pencuri rupanya!!"

Semua lampu di rumah itu menyala, orang-orang berdatangan dari beberapa kamar dan dia terkepung sekarang, dan dengan sangat terpaksa Lisa mengeluarkan pistol nya dan berusaha melarikan diri melewati balkon.

Security mengejarnya, dia tidak peduli bahwa kini kakinya terluka, yang Lisa pikirkan adalah bagaimana cara dia bisa kembali dengan selamat.

Bak seorang Cinderella Lisa kehilangan sepatu bagian kanan nya yang ternyata tersangkut pada salah satu kawat di atas tembok, si poni merutuki kecerobohannya itu.

Saat melihat kondisi sudah aman dan tidak ada yang mengejarnya, Lisa masuk kedalam mobil dengan deru nafas yang memburu kemudian gadis itu membawa mobil nya melaju perlahan menuju apartemennya.

"Maaf nyonya, kami tidak berhasil menangkap nya." Istri letnan Yeon hanya terdiam. "Biarkan saja aku mengenalnya." Dia jelas tahu bahwa itu Lisa, tidak ada gadis yang senekat itu dan postur tubuh itu ia jelas mengenalinya.

Respect, appa! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang