Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya ya guys...
•••
Lisa tiba tepat pukul enam pagi, gadis itu segera bergegas menuju kantor polisi pusat untuk menemui sang ayah, setelah meminta izin kunjungan walaupun polisi sempat tidak mengizinkannya tapi karena hari ini adalah hari terakhir bagi Chang Wook jadi dia mendapatkan sedikit keringanan untuk bertemu putri bungsunya terakhir kali.
Lisa melihat tubuh kurus itu keluar dari balik sel dengan kedua tangan yang di borgol, Chang Wook melambaikan tangannya pada si bungsu. Lisa menangis disana, dia memeluk tubuh ayahnya sangat erat hal yang jarang sekali ia lakukan.
"Bagaimana kau bisa berada disini?" Tanya Chang Wook khawatir, dia tahu Lisa pasti melewati banyak hal sulit sebelum menemuinya.
"Aku bisa pergi kemanapun yang aku mau, tanpa ada yang melarangnya kecuali dirimu appa," ujar Lisa sendu, memang benar adanya ketika untuk pertama kalinya dia pergi meninggalkan mansion malam itu, karena sang ayah menyuruh nya pergi, namun mungkin jika orang lain yang melakukannya Lisa tidak akan beranjak sedikitpun.
"Kalau begitu, tetaplah sehat nak, tetaplah sehat panglima kecil appa .. entah kau pernah mendengar ini dari appa atau tidak tapi Lisa, percaya lah appa lebih menyayangi mu dari pada kakak kakak mu, terlepas dari sikap keras appa yang seringkali membuat Lisa merasa dibedakan tapi appa ingin Lisa menjadi sekuat sekarang, kau sudah berusaha sangat keras hingga sampai pada titik ini, jadi bertahan lah, jangan pedulikan apa kata orang kau harus menjadi seperti yang kau inginkan, berjanjilah.."
Lisa tertunduk dengan air mata yang luruh membasahi kedua pipinya, "tidak ada yang ku inginkan lagi selain kebahagiaan keluarga kecil kita, tak bisakah kau tetap disini? Melihat ku tumbuh sedikit lebih dewasa lagi appa?" Tanya Lisa dengan nada yang memohon, sungguh rasanya Lisa takkan pernah bisa melepaskan pandangan dari mata teduh ayah nya itu.
"Appa akan selalu mengawasi mu nak, disini, tepat disini .." tunjuk Chang Wook pada sisi kosong di samping tubuh putrinya, Chang Wook akan selalu berada di samping putri-putrinya sama seperti dulu, berjalan beriringan dan menjadi satu-satunya penopang tubuh keempat putrinya itu, walaupun raganya tak lagi tampak Chang Wook takkan pernah berhenti untuk menjadi seorang ayah.
Chang Wook gagal menjadi seorang suami tapi dia tidak gagal menjadi seorang ayah, Chang Wook gagal mempertahankan rumah tangga nya tapi dia tidak gagal untuk menjadi satu-satunya orang yang paling penting untuk anak-anaknya.
"Pak waktu kunjungan sudah habis, kau harus segera bersiap," ujar petugas mengingatkan.
"Pulang lah sebelum kau kembali bertugas dan sapa kakak kakak mu." Sebelum pergi Chang Wook sempatkan untuk mencium lembut kepala si bungsu dengan hangat, dan sumpah demi apapun Lisa takkan pernah melupakan senyuman manis itu, senyuman semanis madu yang sangat nyata dari sang ayah untuk terakhir kalinya.
Lisa keluar dari kantor polisi itu dengan hampa, seperti tidak membawa beban apapun namun kakinya sangat berat dan sulit sekali untuk melangkah.
Saat gadis itu hendak memasuki mobil hitam sewaan nya, langkah kaki jenjangnya itu terhenti saat mata bulatnya membidik tepat pada sosok Jaehyun disana, didalam mobil polisi itu dengan tangan terborgol. "Apa-apaan ini," pikir Lisa.
Tak tunggu waktu lama Lisa segera menghampiri si Jung dan menghadangnya, ketiga polisi dan Jaehyun menatap aneh, dia tidak mengenali Lisa yang memakai masker juga kupluk hitam yang menutupi sebagian wajahnya.
Lisa membuka masker wajah nya cepat dan menatap Jaehyun tajam, meminta penjelasan bagaimana bisa tangan itu terborgol?
"Lisa?" Tanya Jaehyun tak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fanfiction"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...