Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya yaa makasiii
•••
"Ada keadaan darurat di perbatasan, beberapa rakyat Korea Utara menyusup masuk melewati hutan, dan Tentara mereka juga memaksa untuk mencari rakyat yang kabur ke negara kita," jelas letnan Yeon, ada sekitar dua puluh personil tambahan yang akan di kirim ke sana termasuk Lisa, Jaehyun juga Yeri.
Lisa tidak bisa fokus pada penjelasan Letnan Yeon, gadis berponi itu masih memikirkan kakaknya. Rosé tak kunjung membaca pesannya dan dia juga tidak bisa menjelaskannya sekarang.
" .. aku akan mengirim kalian kesana malam ini juga, Jenderal ingin masalah ini beres dan tidak memicu konflik apapun dengan negara tetangga," imbuhnya.
"Siap Letnan!" Semua tentara bergegas menyiapkan barang bawaan mereka dan segera menuju helikopter yang sudah di siapkan untuk keberangkatan mereka malam ini.
Lisa mengusap kalung pemberian Rosé saat pelantikannya tahun lalu, Lisa berharap Rosé akan melihat cahaya putih dari kalung nya dan menyadari bahwa Lisa begitu menyesal.
"Mianhae Unnie," ujar Lisa, gadis itu melepaskan kalung yang sudah sangat melekat dengan dirinya ke dalam tas, Lisa takut ketika bertugas nanti kalungnya terjatuh dan hilang lebih baik ia menyimpan nya.
Ceklek
"Chayoung kau dari mana saja?" Tanya Yoona namun Rosé melewati nya begitu saja sambil menangis, Jennie dan Jisoo juga ada di sana dan terheran melihat tingkah adiknya.
Mereka semua berkumpul untuk merayakan peresmian studio Chayoung malam ini, tapi hal tak terduga malah terjadi Rosé yang pulang dalam keadaan menangis dan Lisa yang tak kunjung tiba.
"Jisoo susul adikmu dan Jennie coba hubungi Lisa sekali lagi," titah Yoona pada kedua putrinya. Mereka mengangguk dan melakukan apa yang ibunya perintahkan.
Lalalisaaaa⛄
Last seen 22.34kstUnnie, aku minta maaf karena aku tidak bisa ikut makam malam bersama kalian ada tugas darurat yang harus aku lakukan. Apa Chayoung sudah pulang? Katakan padanya bahwa aku benar-benar menyesal atas apa yang terjadi.
22.34kst
Belum sempat Jennie menelfon Lisa ternyata gadis itu lebih dulu mengirim pesan, Jennie sempat berfikir apa Rosé menangis karena Lisa tidak bisa merayakan acara peresmian studio gadis itu? Tapi Rosé tidak mungkin menangis karena itu, dia tahu bagaimana sibuknya Lisa.
"Chaeng, ada apa? Buka pintunya mari kita bicara, jika kau begini aku tidak tahu harus melakukan apa," ujar Jisoo, Rosé mengunci pintu kamar nya walaupun begitu Jisoo masih bisa dengan jelas mendengar isak tangis adiknya di dalam sana.
"Biarkan aku sendiri dulu Unnie," ujar Rosé dari dalam sambil menangis.
Jisoo mengerti ia pun meninggalkan Rosé sendiri dan ketika ia berbalik sudah ada Jennie disana.
"Rosé bertengkar dengan Lisa?" Tanya Jisoo, dia tidak percaya sebenarnya sedari kecil mereka berdua memang selalu berebut mainan tapi ketika dewasa baik Jennie dan Jisoo mereka sudah jarang melihat kedua adiknya bertengkar bahkan keduanya sudah sangat dewasa untuk itu.
"Aku tidak tahu apa masalahnya tapi Lisa mengatakan bahwa dia sangat menyesal atas apa yang terjadi dan dia tidak bisa datang ke rumah malam ini," jelas Jennie memberitahu pesan yang adiknya kirim.
"Tugas darurat lagi?" Tanya Jisoo, Jennie mengangguk mengiyakan. Semakin mereka dewasa rasanya untuk berkumpul dan bertatap muka saja sangat sulit Jisoo sudah lama tidak melihat si bungsu dan gadis itu merindukan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fanfiction"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...