Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya ya..
•••
Persidangan berjalan dengan cukup alot tapi berakhir tanpa putusan karena polisi belum berhasil menemukan Dae Hee sebagai pelaku lainnya, bukti untuk menjerat Yu Ra juga belum terkumpul dengan sempurna sehingga kini posisi Chang Wook berada pada titik terendah. Jika bukti dan keterangan para saksi masih kurang maka dengan berat hati hakim akan memutuskan bahwa Chang Wook lah pelaku utama dalam kasus ini.
"Jika kau terus menjatuhkan diri mu seperti ini maka kau tidak akan selamat," ujar Myung Hee selaku pengacara Chang Wook yang mulai frustasi atas kasus ini, karena dia baru mendapatkan klien yang tidak ingin pembelaan sama sekali.
"Apa kau pikir aku akan selamat sedari awal?" tanya Chang Wook, "Menyewa mu adalah sebuah formalitas agar anak-anaku tidak sedih, mereka sangat berharap aku hidup dan tidak mendapatkan hukuman mati itu," ujar Chang Wook, ia kembali mengingat perkataan Jisoo yang memintanya untuk tidak menyerah.
"Appa jika kau harus berada di dalam jeruji besi ini selamanya ... itu tidak masalah selama aku dan ketiga putrimu masih bisa merasakan tepukan hangat di bahu kami, kau tidak boleh kemana pun mengerti?" itulah yang Jisoo katakan saat terakhir kali berkunjung, tapi Chang Wook tahu kesalahannya terlalu besar dan mungkin di sidang selanjutnya putusan mati akan menjadi akhir dari perjalanannya di dunia ini.
"Baiklah jika sudah begitu .. tak banyak yang bisa aku lakukan, aku akan berusaha yang terbaik hingga sidang terakhir mu nanti," kata Myung Hee tulus.
Di tempat lain Lisa menunggu dengan cemas tentang sidang ayah nya, di atas menara pengawas itu dia menatap jauh ke arah hutan yang dimana kini pepohonan sudah tak terlihat, karena salju yang mulai turun dan memenuhi permukaan pohon itu. Benar benar musim dingin terburuk bagi Lisa dan mungkin bagi keluarganya juga, gadis berponi itu semakin membenci salju. Selain musim itu membuatnya lemah tapi di musim ini juga sebuah putusan besar akan mereka terima.
Jihoon mendekati seniornya itu dengan gugup, "Persidangan nya berjalan dengan lancar, untuk putusan hukuman sepertinya akan di lanjutkan pada sidang berikutnya," ujar Jihoon, Lisa yang mendengar itu memalingkan wajahnya dan menghadap pada pemuda yang kini menatapnya takut. "gomawo Jihoon-ahh." Lisa menepuk bahu jihoon sekilas, saat Lisa hendak pergi Jihoon mengtakan sesuatu yang membuat nya tidak jadi melangkah.
"Aku akan selalu berada tepat selangkah di belakangmu noona, sama seperti Jaehyun hyung." Mendengar itu Lisa terdiam, sekarang mengapa ia tidak bisa lagi merasa senang, apa mungkin karena pada akhirnya Lisa selalu di tinggalkan? Entahlah, Lisa tidak mau lagi dikecewakan dengan berharap kepada selain dirinya sendiri.
Ketika Jennie keluar dari ruang persidangan dia melihat Rose dan Jisoo yang tersenyum kearahnya, Rose melambaikan tangan nya lalu dengan cepat gadis berpipi mandu itu berlari ke pelukan kedua saudarinya.
"Kerja bagus Jennie-ya," ujar Jisoo bangga, disana Jennie menangis dan semakin mengeratkan pelukannya dan Jisoo mengerti itu.
Jennie tanpa sengaja memperhatikan kalung kembar mereka yang dikenakan Rose menyala biru, apakah Lisa yang melakukannya? Jelas iya, karena hanya gadis itu yang tidak ada disini.
"Unnie, apa kau sudah mengetahui bagaimana kabar Lisa?" tanya Jennie, dia merasa amat bersalah karena menyalahkan ini semua pada adik bungsunya itu padahal jelas jelas ini bukan kesalahan Lisa.
Jisoo menggeleng, "Terakhir saat aku bertemu dengan teman asrama nya dia mengatakan bahwa Lisa tidak ada disana, apartemenya juga sudah kosong dia pindah tanpa mengatakan apapun," tambah Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fanfiction"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...