Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya yaa..
•••
"Kau yakin ini rumah nya?" Tanya Jaehyun pada Hyun Suk, pemuda itu hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Jaehyun dan kembali memfokuskan perhatiannya pada sesuatu didepan sana.
"Kau bisa mengirim pasukan untuk mengepung rumah nya sekarang," ujar Jaehyun dari sambungan handytalkie nya bersama Lisa. "Baiklah," jawab si poni.
"Menurut mu apa yang tengah mereka persiapkan?" Tanya Hyun Suk pada Jaehyun. "Mungkin bom?" Balasnya.
Kemarin mereka sudah menghubungi kepala desa mengenai teroris yang menyusup ke desa mereka, Jaehyun berharap tidak ada keributan apapun selama proses penangkapan berlangsung.
Dan mereka juga sudah mengamankan beberapa warga yang tinggal di sekitar rumah tersangka.
"Jae," panggil Lisa dari handytalkie nya.
"Ya, aku bisa mendengar mu."
"Aku bersama yang lain sudah mengepung rumah ini, kau bersama Hyun Suk cobalah untuk masuk kedalam secara baik-baik," titah Lisa, Jaehyun dan Hyun Suk bertugas tanpa seragam mereka malam ini karena sedang menyamar, namun keduanya sudah siap dengan senjata masing-masing.
"Baiklah, ayo!" Ajak Jaehyun.
"Jae .. Jaehyun.." panggil Lisa lagi, Jaehyun mengurungkan niatnya untuk mematikan sambungan handytalky mereka saat Lisa memanggil namanya lirih.
"Ada apa?" Tanya Jaehyun.
" ... Jangan terluka, kembalilah kehadapan ku tanpa luka sedikitpun dan itu juga berlaku untuk mu Hyun Suk!" Tegas Lisa, tadinya Hyun Suk merasa sedih karena sama sekali tidak yang mengkhawatirkan nya tapi setelah mendengar apa yang seniornya katakan Hyun Suk kembali bersemangat.
"Siap laksanakan!" Teriak Hyun Suk.
Kedua pemuda itu mulai berjalan ke arah pintu utama, dan mulai mengetuk nya perlahan.
Tok tok tok
Tiga kali ketukan pertama tidak ada respon apapun, tapi keduanya tidak menyerah.
Tok tok tok
"Apa mereka sengaja tidak membuka pintu nya? Atau mereka tahu kedatangan kita?" Tanya Hyun Suk. "Aku yakin mereka sudah tahu kedatangan kita," jawab Jaehyun.
Ceklek
Pintu coklat itu terbuka, menampilkan seorang pria dengan senyum aneh nya menyambut mereka. "Aku sudah bisa menduga nya, cepat atau lambat kalian pasti menemukan ku," ujarnya masih dengan senyum itu.
Tiba-tiba saja pria itu membuka jaketnya dan alangkah terkejutnya Jaehyun juga Hyun Suk saat melihat sebuah bom melekat pada tubuh pria itu. Mereka pun sontak memundurkan langkahnya untuk menjauh.
"Aku akan meledak sebentar lagi .." katanya sambil tertawa.
"Jihoon coba perhatikan apakah bom nya bisa ditaklukkan?" Ujar Jaehyun pada sambungan earphone yang terhubung ke semua anggota.
"Iya aku bisa melakukannya, aku bisa menaklukkan bom nya tapi waktu ledak nya terlalu singkat aku tidak yakin bisa menghentikan nya atau tidak," ujar Jihoon, pasukan yang paling mengerti mengenai perboman.
"Kenapa kau malah mengacau di negara orang hah?! Kau tahu ini bisa membahayakan banyak nyawa!" Sentak Jaehyun pada pria berumur itu.
"Kalau kau khawatir tentang nyawa semua orang apa kau bisa menyelamatkan nyawa putri ku?" Tanya si pria, suara nyaring dari hitungan mundur bom itu semakin membuat Jaehyun frustasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fanfikce"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...