Happy reading jangan lupa untuk Vote dan komen nya yaa
•••
"Apa benar kalian yang memalsukan kematian bayi itu?!" Tanya Letnan Yeon pada Lisa, Jaehyun juga Hyun Suk. Ketiganya terdiam dalam posisi istirahat dan pandangan yang lurus ke depan.
"JAWAB!!"
"SIAP!!" Jawab ketiganya dengan nada bergetar, Letnan Yeon menggeleng tak percaya dan menghembuskan nafasnya kasar.
"SIAPA YANG MENGIZINKAN KALIAN MELAKUKAN ITU HAH?!" Tanya nya lagi, keadaan saat ini benar-benar kacau saat ia tahu bahwa bayi itu masih hidup dan potongan tubuh yang mereka kirimkan ke Korea Utara milik orang lain ini benar-benar akan menjadi masalah yang besar.
"KATAKAN LISA!"
"Aku .. bukan Lisa tapi aku yang memalsukan kematiannya.." ujar Jaehyun dengan gugup tangan yang terkepal di belakang tubuhnya terlihat bergetar tapi Jaehyun ingin kuat untuk mempertahankan apa yang sudah ia perjuangkan.
"Kami bertiga menginginkan bayi itu." Kini Hyun Suk yang berbicara, kakinya terasa seperti jely sekarang saat mata tajam Letnan Yeon menghunus ke arahnya.
Prok prok prok
"Apa kalian penguasa di negara ini hah?! Apa kalian berhak melakukan itu?! Kalian tahu tindakan kalian ini bisa memicu perang?!!" Letnan Yeon benar-benar mengerikan sekarang, Lisa bahkan seperti melihat sosok lain di tubuh pria jangkung itu.
"Aku akan menangguh kan jabatan ku .." ujar Jaehyun tiba-tiba, Lisa menelan saliva nya susah payah ketika mendengar itu.
"Apa jabatan mu penting? Jika kau seorang presiden maka aku bisa tenang sekarang! Kau bahkan hanya bawahan ku bagaimana bisa .. " Yeon Seok seperti kehilangan kata-kata untuk menghadapi ketiga anak buah nya ini, permasalahan dunia semakin gila.
" ... aku benar-benar bisa gila karena memiliki anak buah seperti kalian! KELUAR!! KELUAR DARI RUANGAN KU SEKARANG!!" Teriaknya, ketiganya pun bergegas keluar namun Jaehyun masih bersih keras berdiri disana sebelum Lisa menarik nya paksa.
"Kita bicarakan masalah ini nanti Jae."
"Aku tidak bisa Lisa! Bagaimana jika Letnan Yeon memberikan bayi itu pada pihak kepolisian?!"
"Jaehyun dengarkan aku!"
"Tidak Lisa! Kau yang dengarkan aku!"
"Kau pikir hanya kau yang merasa paling bertanggung jawab atas bayi itu karena ayahnya menitipkannya padamu?! Tidak Jae, aku dan Hyun Suk juga menyayangi nya tapi situasi saat ini tidak tepat dan perlu kau ingat satu hal LETNAN YEON TIDAK AKAN PERNAH MELAKUKAN HAL YANG KAU TUDUHKAN ITU!!!" Teriak Lisa sambil menunjuk Jaehyun.
Setelah mengatakan itu Lisa bergegas pergi meninggalkan Jaehyun dalam keterdiamannya. "Lisa Sunbaenim benar Hyung, situasi memang sangat kacau sekarang aku yakin letnan Yeon memiliki hati yang baik .." Hyun Suk menepuk bahu Jaehyun pelan sebelum akhirnya pergi.
Setelah merasa ditinggalkan sendirian Jaehyun memukul tembok di sampingnya dengan keras. "Apa aku baru saja membentak Lisa?" Monolog nya, Jaehyun benar-benar kehilangan akal, dia tidak bisa berfikir jernih dan sekarang dia menyesal.
"Yeri apa Lisa ada bersama mu sekarang?" Tanya Jaehyun pada Yeri lewat sambungan telepon. Namun jawaban Yeri membuat Jaehyun takut. "Tidak ada, Lisa belum kembali ke markas aku hanya melihat Hyun Suk dia baru saja tiba," balas Yeri.
"Jika Lisa kembali tolong beritahu aku."
"Apa semua baik-baik saja?"
"Aku tidak tahu."
•••
Lisa berada di rumah sakit saat ini, tempat dimana bayi itu di rawat. Dokter bilang dia kekurangan nutrisi dan dehidrasi.
Lisa melihat bayi itu dari balik jendela besar, dia melihat bayi mungil itu sedang tertidur pulas. "Kami sudah berjuang agar kau tetap disini bayi, maka kau juga harus membantu kami untuk membujuk Letnan Yeon arraseo?" Ujar Lisa sambil tersenyum.
Ketika Lisa hendak berbalik untuk kembali ke markas dia di kejutkan dengan kehadiran sosok letnan Yeon yang kini menatapnya dingin.
"Hormat!" Hati kecilnya meringis. "Apa letnan Yeon mendengar apa yang dia katakan?" Monolog nya.
"Apa kalian sungguh akan merawatnya?" Tanya Letnan Yeon yang membuat Lisa gugup.
"NAE!"
"Bagiamana caranya? Kau akan berhenti dari pekerjaan mu dan merawatnya?" Pertanyaan kedua membuat Lisa bingung.
"Aniya.." jawab Lisa tidak yakin.
"Lalu bagaimana?" Melihat Lisa yang kebingungan menjawab Letnan Yeon tersenyum tipis.
"Apa kau pikir merawat bayi itu perkara yang mudah Lalice? Jika memang Korea Utara bukan tempat yang aman untuk bayi itu lalu kalian berfikir bahwa disini aman untuk nya maka kalian salah besar .." Letnan Yeon mengajak Lisa masuk kedalam ruangan bayi itu untuk melihatnya lebih dekat.
" .. dia akan terus menjadi buronan sampai kapanpun dan dia belum tentu hidup lebih baik disini jika pada akhirnya kalian akan mengirimkan nya ke panti asuhan," ujar Letnan Yeon, Lisa hanya menunduk dan memikirkan semua yang letnan Yeon katakan.
"Maka dari itu biarkan aku yang merawat nya .." Lisa menatap mata atasannya dengan sorot bertanya-tanya apa maksudnya?
"Kau tahu bahwa aku dan istriku di vonis tidak bisa memiliki keturunan, saat kau lahir dulu dengan bodohnya aku sempat memohon pada Chang Wook agar dia mau memberikan mu kepada ku karena anaknya sudah tiga tapi tentu saja ayahmu menolak nya .." letnan Yeon mulai bercerita tapi Lisa sungguh tidak menyangka bahwa fakta ini akan langsung ia dengar.
"Chang Wook mengatakan bahwa aku boleh menganggap mu seperti putri ku sendiri tapi aku tidak boleh mengambilnya, apa kau ingat dulu aku sering berkunjung ke rumah hanya untuk memberikan mu les privat mengendarai sepeda?" Tanya Letnan Yeon tapi Lisa tidak benar-benar mengingatnya.
"Kau hanya mengajariku dalam dua kali pertemuan setelah itu kau menghilang dan hingga saat ini aku masih belum bisa mengendarai nya ..." Kata Lisa sendu, sedih rasanya saat mengingat bahwa dulu dia hanya bisa mendorong Chayoung dibelakang.
"Benarkah?"
"Oh .. kau tidak pernah lagi berkunjung ke rumah dan semenjak itu appa berubah menjadi monster." Dan ternyata selama itu pula insiden yang membuat mereka terpecah belah pun terjadi.
"Mau aku beri les privat lagi?" Tanyanya dengan senyum teduh.
"Bolehkah?" Letnan Yeon mengangguk, sambil mengacak surat kecoklatan milik Lisa.
•••
"Dari mana saja? Aku khawatir mencari mu," ujar Jaehyun saat melihat Lisa kembali ke markas, tapi Lisa tidak menggubris pertanyaan.
"Kau marah padaku?" Tanya Jaehyun lagi, Lisa masih tidak bergeming tapi Jaehyun kemudian mencekal pergelangan tangannya.
"Lisa aku minta---"
"Letnan Yeon akan mengadopsi bayi itu," kata Lisa tiba-tiba nada suaranya terlihat datar tapi entah kenapa mata bulat itu menangis.
"Mwo?! Apa kau serius?" Tanya Jaehyun, dia tidak percaya Letnan Yeon akan melakukan hal besar seperti ini.
"Emm, kau bisa menemuinya besok pagi," ujar Lisa lagi tapi gadis itu masih enggan menatap mata lawan bicaranya.
"Terima kasih, karena sudah mau memperjuangkan nya," ujar Jaehyun pemuda itu terlihat sangat bahagia pipi dengan dimple itu tersenyum manis.
"Sudah kukatakan bahwa aku juga bertanggung jawab pada Yhee Na."
"Yhee Na?"
"Ya, letnan Yeon memberi bayi itu nama yang artinya lambang keceriaan."
•••
Bandung, 01 Februari 2023
Note : jangan lupa vote dan komen nyaa kalo ada saran dan masukan juga boleh banget kok thank you ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fanfiction"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...