“aku bisakan tanpa appa?”
— Lisa —
•••
"Yak Lalisa! Kau tidak akan pergi sekolah huh?!" Tanya Eunha jengah, ia sudah berusaha membangunkan sahabat nya itu tapi Lisa benar-benar tidak bergerak ataupun memberikan respon.
"Hei! APA KAU MATI?!!" Teriak Eunha sambil menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuh kurus si poni. "Jung Eunha! Bisakah kau membiarkan aku untuk tidur hah?! Berisik sekali, aku tidak akan sekolah hari ini!" Lisa balas berteriak dan kembali mengurung tubuhnya di bawah selimut.
"Dasar tidak tahu diri, malah aku yang di marahi!" Gerutu Eunha seraya merapikan rambutnya yang sempat teracak karena ulah Lisa.
"Huft~ aku pasti akan mendapatkan banyak pertanyaan dari kakak mu dan Jaehyun," keluh Eunha, ia sangat lelah dengan permasalahan si poni yang selalu melibatkan dirinya.
"Jangan katakan apapun." Suara lirih Lisa menyaut dari balik selimut, Eunha melirik dengan malas gadis itu tidak merespon dan segera pergi.
Dan benar saja, ketika Eunha tiba di sekolah gadis itu bisa melihat Rosé yang langsung menghampiri nya. Gadis berambut blonde itu terlihat senang saat melihat Eunha bahkan ketika kantung mata itu tidak dapat lagi ia sembunyikan.
"Eunha-ya!" Panggil Rosé, Eunha tersenyum samar mencoba untuk tidak gugup dan mencari jawaban yang tepat untuk kebohongan nya kali ini.
"Hai Rosé," sapa Eunha.
"Apa Lisa menelfon mu semalam? Apa dia mengirimi mu pesan? Apa dia datang ke rumah mu?" Rosé tidak menjawab sapaan nya dan langsung mengajukan pertanyaan yang sudah Eunha duga sebelumnya, "tidak ada, Lisa tidak menghubungi ku semalam," jawab Eunha dengan gugup, ia menatap iba ke arah Rosé, ada perasaan tak tega saat melihat gadis blonde itu yang seperti kehilangan arah.
"Ku mohon katakan yang sebenarnya, aku tak tahu lagi harus mencarinya kemana .." Rosé benar-benar ingin menangis dan meneriaki nama Lisa di manapun gadis itu berada.
"Apa aku terlihat menyembunyikan nya? Aku bahkan tidak tahu apa masalahnya Rosé," balas Eunha, "Tidak bukan begitu, aku hanya .. aku khawatir, tapi jika dia menghubungi mu atau kau tahu sesuatu tentangnya kabari aku ya .." Rosé memohon disana dengan penuh harap dan Eunha sangat amat merasa berdosa karena telah mengatakan banyak kebohongan kepada gadis itu.
Eunha hanya mengangguk dan tersenyum, lalu Rosé pergi meninggalkannya. Eunha pikir setelah itu ia aman ternyata tidak, karena tiba-tiba saja Jaehyun muncul dan langsung menarik tangan nya.
"Yak! Apa-apaan kau ini!" Sentak Eunha buru-buru melepaskan tangan nya dari Jaehyun.
"Lisa bersama mu, 'kan?" Tanya Jaehyun dingin, Eunha tersenyum remeh. "Bisakah kau berhenti ikut campur dengan masalahnya, kau itu tidak tahu apa-apa jadi berhentilah ikut campur dan urus urusan mu sendiri!"
"Urusan ku adalah Lisa, apapun tentang dia itu adalah urusan ku!" Eunha menghelat nafasnya sesaat dan kembali menatap mata Jaehyun tak suka. "Kau bahkan bukan kekasihnya jadi untuk apa kau melakukan semua ini?" Eunha sebenernya tak perlu menanyakan hal yang sudah jelas jawabannya tentu saja karena Jaehyun menyukai Lisa.
"Kau hanya boleh mengatakan dimana Lisa berada kini!" Sentak Jaehyun, pemuda itu terlihat begitu menyeramkan bagi Eunha tapi kenapa Lisa mengatakan bahwa Jaehyun itu seperti malaikat?
"Aku tidak tahu Jung Jaehyun!" Eunha mengatakannya dengan kesal dibarengi nada tinggi.
Jaehyun menampilkan smrik nya, "Jika aku menemukannya di rumah mu bagaimana?" Tanya Jaehyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
Fanfiction"Aku muak dengan ini semua! Aku muak dengan semua larangan mu! Aku muak menjadi penurut! Aku muak menjadi seorang Lalisa! Aku benci Appa!" Teriak Lisa tepat di hadapan sang ayah dengan tangis pilunya, dia bahkan menunjuk tepat pada wajah ayahnya itu...