Happy reading jangan lupa vote dan komen nya yaa ...
•••
Lisa membuka matanya perlahan, dia pikir dia sudah mati dan kini sedang berada di alam lain tapi nyatanya bau obat-obatan yang menusuk ke rongga pernapasan nya membuat gadis itu sadar dimana dia sekarang.
Tiba-tiba rasa nyeri di perut juga kakinya terasa begitu perih, gadis itu mulai kembali menyusun ingatan nya pada kejadian naas yang menimpa nya malam itu.
"Pria itu adalah orang yang sama seperti di perbatasan, bagaimana dia bisa bebas secepat itu? Apa selama ini dia tidak pernah di tangkap?" Di tengah kerasnya dia berfikir tiba-tiba saja ada sepasang tangan yang mengusap alisnya pelan.
"Apa yang sedang adikku ini pikirkan huh?" Ujar Rosé lembut sambil tersenyum, "jangan berfikir terlalu keras kau baru saja sadar," imbuhnya lagi.
Lisa menatap setiap pergerakan lembut kembaran nya yang saat ini tengah membenarkan hospital bed nya agar sedikit naik.
"Kau sudah tidak marah lagi Rosie?" Tanya Lisa, Rosé tidak bergeming dia masih sibuk menata tempat tidur Lisa lalu menyelimuti tubuh kurus adiknya itu.
"Chayoung-ahh .." saat mendengar panggilan itu Rosé langsung menangis dan memeluk tubuh Lisa, walaupun sakit rasanya karena mendapat tekanan tapi Lisa tidak mengatakan apapun dia menerima pelukan itu dengan sangat senang.
"Mianhae karena tidak pernah jujur padamu, aku senang saat kau menceritakan hal yang membuat mu bahagia sampai rasanya aku tidak bisa jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi," ujar Lisa, Rosé masih menangis bahkan gadis itu enggan melepas pelukannya.
"Aku akan memberikan apapun untuk kalian sekalipun itu nyawa ku .."
"Lisa-ya, mianhae." Hanya itu yang bisa Rosé katakan diantara banyak nya kalimat yang sudah ia susun rapih di otaknya.
"Jadi .. kalian sudah berbaikan?" Tanya Jisoo sambil tersenyum.
"Unnie~" Rosé merengek dengan semburat merah di pipinya.
Tok tok tok
"Masuk," ujar Jennie saat ada yang mengetuk pintu kamar rawat adiknya.
Ceklek
"Jaehyun?" Ya benar, sosok Jaehyun muncul sambil membungkuk hormat pada Jennie dan Jisoo, sekelumit senyum tipis pemuda itu ukir sebelum matanya menangkap sosok Lisa yang terbaring di atas ranjang itu.
"Chae, mari kita membeli sesuatu untuk sarapan di kantin," ajak Jisoo, gadis itu bermaksud untuk memberikan ruang pada Jaehyun dan Lisa.
"Kau lihat bagaimana wajah pelakunya?" Tanya Jaehyun tanpa basa-basi, dia hampir saja di buat mati berdiri saat mendapat kabar mengerikan ini.
"Kenapa kau tidak menanyakan kondisi ku lebih dulu? Apa kau tidak khawatir padaku?" Tanya Lisa, Jaehyun mengepalkan tangannya erat.
"Kau tahu Lisa? Saat aku mendapat kabar bahwa kau terluka, aku berlari seperti orang gila dengan celana pendekku dan sandal rumah ini?! Lalu kau bertanya apakah aku khawatir atau tidak?! Aku ingin membunuh orang yang membuat mu terbaring disini saat itu juga!!" Ujar Jaehyun menggebu-gebu.
Tapi penampilan Jaehyun saat ini benar-benar menghibur Lisa, gadis itu tertawa terbahak-bahak saat melihat boxer bergambar Elmo dan sendal rumah bergambar sapinya.
"HAHAHAHAHA ... AKH! AW!"
"Sudah kubilang berhenti meledek ku!"
"Apa kau tahu siapa yang melakukan ini?" Tanya Jaehyun lagi, pemuda itu kembali terlihat serius.

KAMU SEDANG MEMBACA
Respect, appa!
FanfictionUntuk pertama kalinya, Lisa memberontak, meluapkan kemarahan dan kebencian yang selama ini terpendam. Kata-kata "Aku benci Appa!" yang dilontarkannya mengguncang Chang Wook hingga ke akar jiwanya. Dalam amarahnya, Chang Wook menantang Lisa untuk p...