PART 2

41 25 13
                                    

Happy Reading🔥

"Gimana tadi pesta dansanya, sayang?" tanya Rossie. Kini ia bersama Elodie sudah berada di dalam mobil menuju rumah mereka.

"Hmm, cukup seru mih," jawab Elodie singkat karena ia sudah mengantuk. Rossie yang melihat Elodie tak kuasa menahan kantuknya pun merangkul putri semata wayangnya itu untuk menyuruhnya tidur. "Ya sudah ceritanya besok lagi, tidur aja sini,"

Elodie segera tidur dalam pelukan Rossie. Tak membutuhkan waktu lama ia sudah terlelap begitu saja seperti anak kecil yang kelelahan sudah bermain.

"Semoga kamu tumbuh menjadi anak yang baik ya, sayang,"

♡♡♡

"Kok dia belum chat gue ya? Apa jangan-jangan itu kertasnya malah dibuang?" Ellard kini tengah cemas karena Elodie tak kunjung menchatnya. Sungguh, ia merasa jantungnya terus berdebar kala mengingat saat mereka berdansa begitu indah tadi semalam. Serasa dunia milik berdua dan yang lain ngontrak!

"Udahlah mungkin dia lagi sibuk. Lagian jam segini tuh jamnya anak-anak buat sekolah. Bukan buat chattingan PDKT, Pak Boss," sindir Andrew. Liam yang mendengarnya lantas tertawa terbahak-bahak. Tadi, ia baru saja mendengar dari Andrew jika Ellard sudah menemukan cinta pertamanya namun ia tak kunjung diberi tahu nomor teleponnya oleh si cewek.

"Makanya jangan ngasih nomor lo doang. Seenggaknya tukeran nomor lah. Jadi saling ngingetin kek," tambah Liam sembari cekikikan. Ellard langsung menatap tajam Liam dan Andrew. "Kasian dia, lihat gue aja udah salting berat sampe tuh wajah kek tomat, apalagi jadi pacar gue,"

"Dihh, emang dia mau?"

"Lihat aja nanti. Lagian kepo amat sih lu, buaya. Urus aja gih pacar lo yang udah ribuan itu," pungkas Ellard lalu pergi meninggalkan Liam diikuti Andrew yang memasang muka mengejek.

♡♡♡

"Duhh... Berapa menit lagi, Die?"

"Lima,"

"Gilaa!! Gue kudu gercep,"

Pagi ini, Catherine sedang menyalin jawaban PR milik Elodie karena ia lupa tidak mengerjakan PR semalam akibat pesta dansa dan juga lelaki yang berdansa dengannya semalam sungguh menawan.

"Bu Wati datang!"

Seluruh murid yang sedang bermain, mengobrol, main game, terutama yang menyalin PR langsung buru-buru kembali ke kursi mereka.

"Gue pinjem catatan lo bentar," bisik Catherine yang untungnya duduk sebangku dengan Elodie. Elodie hanya mengangguk saja seperti biasa.

Ceklekk...

"SELAMAT PAGI, BU!!!"

"Ya, selamat pagi. Silahkan duduk!"

Bu Wati dikenal sebagai guru tergalak di sekolah Elodie atau biasa disebut guru killer oleh beberapa murid. Ia mengajar pelajaran yang mematikan juga yaitu, Matematika.

"Serahkan PR kalian di meja saya! Sekarang!!"

Para murid langsung maju satu-persatu. Catherine yang untungnya sudah menyalin beberapa ikut maju bersama Elodie.

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang