Happy Reading🔥
Setelah memakan waktu hampir 2 jam, kini mereka semua sudah sampai di Bali. Tak disangka, Ellard dan Andrew sudah menyiapkan supir pribadi untuk mengantar mereka selama ada di Bali.
"Ndrew, lo sama Catherine. Gue sama Elodie," ujar Ellard saat hendak naik ke dalam mobil. Andrew mengangguk mantap sembari mengangkat jempolnya.
"Lahh... Terus gue sama siapa, El?"
"Lo ikut gue aja, Li. Gue takut kalau cuman berduaan sama Andrew, hiii," ujar Catherine sembari menarik tangan Liam untuk masuk ke mobil yang ditumpanginya.
"Gak usah pegang-pegang tangan cowok," ujar Andrew dengan nada pelan sembari melepaskan tangan Catherine yang menarik tangan Liam. Catherine hanya bisa terdiam melihatnya sembari menahan kesal. Sebenarnya ia ingin marah karena Andrew melepaskan tangannya secara kasar hingga membuat pergelangan tangannya memerah, namun tak jadi karena mengingat jika ia harus taat dengan semua apa yang Andrew katakan.
"Mending lo ikut Ellard aja," ujar Andrew sembari mendorong Liam keluar dari mobil. "Tega banget ya Tuhan. Dahlah mending gue naik motor aja, nyewa," ujar Liam sembari hendak berjalan kaki mencari tukang sewa motor.
"Li! Sinii!! Ikut Elodie ajaa. Gapapa kok," ujar Elodie sembari melambaikan tangannya menyuruh Liam masuk ke dalam mobil. Liam pun akhirnya masuk ke dalam mobil Ellard.
"Jahat banget sih Andrew tuh, El," gerutu Liam sembari melipat tangannya di depan dada kesal. Ellard tertawa mendengarnya, "Dia tuh gak mau diganggu, sadar diri dong,"
"Yaelah. Bodo ah, mau cari jodoh gue di sini,"
♡♡♡
Setelah sekitar setengah jam perjalanan, kini mereka sampai di sebuah villa yang sangat indah. Villa itu terlihat cukup terawat, terlihat dari tanaman di sekitar yang rapih juga halamannya yang asri dan bersih.
"Woww..." ujar Elodie sembari berjalan mendekati villa dengan pandangan takjub. Bisa dibilang ini villa mewah karena di depan villa saja sudah ada bodyguard yang menjaga, terlebih apalagi di dalamnya.
"Awhh!! Bagus bangett, Diee!!" pekik Catherine kegirangan sembari berlari menghampiri Elodie. Elodie bergidik ngeri mendengar suara toa Catherine. Bisa budeg ia jika terus mendengar Catherine berteriak terus.
"Bagus kan? Ini buatan Aa Liam loh," ujar Liam sembari menepuk dirinya bangga. Perkataannya itu memang tidak sepenuhnya salah karena yang mengatur strategi dari awal untuk membuat villa ini yaitu Liam. Namun, tetap saja yang membangunnya yaitu para kuli bangunan. Untuk dananya jelas kalian tahu siapa yang akan menanggung. Ya, dua pangeran tampan yang kini sedang menyuruh beberapa bodyguard untuk membawa koper mereka.
"Suka bangett deh. Ya udah ayo atuh masuk," ujar Catherine sembari menarik tangan Elodie dan Liam. Lagi-lagi belum sempat Catherine melangkah, Andrew sudah menggeplak tangannya yang memegang tangan Liam dengan cukup keras.
"Udah dibilang, jangan pegang tangan cowok kecuali aku!" ujar Andrew dengan nada pelan dan tegas sembari menatap Catherine tajam. Catherine hanya mengangkat satu alis lalu mengedikkan bahunya. Ia tetap melanjutkan jalannya yang sempat tertunda itu.
"Awas aja lo macem-macem sama cewek gue," ancam Andrew sembari menarik kerah Liam dengan sorot mata tajam.
"Sudahlah, Ndrew. Gak mungkin juga Liam begitu. Semisal dia begitu juga, Catherine belum tentu suka," ujar Ellard santai sembari menepuk bahu Andrew dan melenggang pergi mengikuti Elodie dan Catherine yang sudah terlebih dahulu masuk ke villa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DOUBLE EL
Teen Fiction"Iya aku suka kok," "Suka apa?" pancing Elodie sembari menaikan satu alisnya. Ellard tersenyum lebar menanggapinya. "Kamu." DEGG... "Hahaha.... Langsung merah tuh muka," goda Ellard sembari tertawa terbahak-bahak. Elodie yang malu segera menyembu...