PART 18

8 6 0
                                    

Happy Reading🔥

"Syaa, Elodie serius gak ikut renang?"

"Ya enggak lah, orang dia diajak Ellard keluar." Bahu Catherine merosot lemas dengan bibir melengkung ke bawah. Baginya, tanpa Elodie maka tak seru. Untung saja masih ada Tasya yang mau menemaninya. Jika tidak, tentu ia lebih baik ikut dengan Elodie bersama Ellard daripada diam mendekam bersama singa dan juga kadal itu.

"Ayo dong, mana senyumnya? Katanya tadi yang paling semangat mau berenang," Tasya memiringkan kepalanya sembari tersenyum kearah Catherine. Catherine menghela nafas lelah lalu tersenyum dengan sedikit terpaksa.

"Senyum tuh yang tulus, kalau gak tulus mending sekalian aja gak usah pernah senyum lagi,"

Suara bariton yang tegas dengan kata-kata yang sarkas mampu membuat Catherine sedikit menahan amarahnya yang ingin meledak. Ia dengan sangat terpaksa akhirnya tersenyum sempurna menghadap sosok menyebalkan itu.

"Pinter,"

Andrew mengusap pelan kepala Catherine lalu berakhir menoyor keningnya. Catherine yang kesal segera mengejar Andrew untuk membalas dendamnya. "Kejar-kejaran lagi dah nih bocah dua," Tasya menggelengkan kepalanya tak habis pikir. Mereka berdua lebih cocok untuk dikatakan seperti anak TK daripada seperti anak SMA.

♡♡♡

"Makasih yaa, El. Gue seneng banget diajak ke tempat tadi," ujar Elodie dengan senyum merekah. Ellard tersenyum dan mengusap pelan rambut Elodie, "Iyaa... Asal lo seneng, gue juga ikut seneng kok. Btw, habis ini mau kemana, hm?"

"Makan aja yuk! Laper hehe..."

Ellard mengangguk lalu mengendarai mobil menuju sebuah restoran. Selama perjalanan, hanya ada keadaan sunyi yang terasa. Elodie yang sedang melihat pemandangan lewat kaca jendela mobil dan Ellard yang sedang menyetir mobil.

"Die,"

Elodie menyahut tanpa membalikkan wajahnya, ia masih fokus memandangi indahnya sunrise pagi itu. Ellard berdehem singkat, "Gue mau ngomong sesuatu sama lo,"

"Apaan?"

"Gak jadi deh. Nanti aja," ujar Ellard berniat menjahili Elodie. Elodie yang kesal mendengarnya memasang muka cemberut, "Serius, ihh. Apaan, El? Ngomong aja sekarang," desaknya dengan rasa ingin tahu yang besar.

"Iya-iyaa. Jadi... Semester 2 nanti gue bakal pindah ke sekolah lo,"

Elodie cengo mendengarnya, "Gu-gue gak salah denger nih?" tanyanya tak percaya. Ellard mengangguk sambil tersenyum, "Andrew sama Liam juga bakal pindah ke sekolah lo," tambahnya.

"Kenapa pindah ke sekolah gue, El?"

"Gak seneng? Ohh ya udah gak jadi pin-" Ucapan Ellard seketika disela oleh Elodie begitu saja, "Bukan gitu maksudnya. Kan sayang satu semester lagi naik kelas gitu,"

Mobil mereka kini berhenti di depan sebuah restoran mewah. Dengan santai, Ellard mendekat ke arah telinga Elodie dan berkata, "Pengen pindah, soalnya ada bidadari cantik disana,"

Wajah Elodie seketika dipenuhi semburat merah, benar-benar seperti kepiting rebus. Ellard yang melihatnya terkekeh lalu mencubit pelan pipi Elodie saking gemasnya, "Lucu banget kalau lagi salting gini," ujarnya.

"Ayo turun, udah sampai!"

Mereka berdua pun segera turun dari mobil dan masuk ke dalam restoran tersebut. Bisa dibilang restoran ini cukup mewah karena terlihat dari desainnya yang mewah juga berbagai tempat yang aesthetic untuk dijadikan tempat berfoto. Tak hanya itu, menu makanan disini pun lengkap. Ellard memang ahli dalam memilih tempat makan seperti ini.

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang