PART 22

7 6 1
                                    

Happy Reading🔥

"Gue ...

Ceklekk

"Ehh, sorry ganggu ngobrolnya nih. Die, dipanggil sama-" belum selesai Liam melanjutkan pembicaraannya, Elodie sudah lebih dahulu menyela, "Iyaa gue kesana sekarang. Mat, sorry banget ya. Mungkin kita lanjutin ngobrolnya kapan-kapan ya,"

Mateo mengangguk mengerti, "Iya gapapa, mungkin penting. Lo samperin aja dulu, gampang ngobrolnya mah bisa nanti lagi," jawab Mateo bijak. Elodie mengangguk lalu ikut pergi bersama Liam.

"Sumpah, Am! Lo sama Ellard dan Andrew pindah ke sekolah gue??"

"Yoii. Pak Boss yang nyuruh, ya gue sih ok ok aja," jawab Liam santai. Elodie berdecak kagum, "Secepat itu? Bukannya Ellard pengen jadi ketua OSIS ya periode sekarang gantiin Andrew,"

"Andrew udah pindah jabatan. Ellard pengen jadi ketua OSIS di sekolah lo aja katanya,"

"Astagaa... Sampai segitunya," ujar Elodie sembari menggelengkan kepalanya tak percaya. Sungguh Ellard benar-benar menepati janjinya. Ia mengira Ellard dan teman-temannya akan pindah satu minggu lagi namun ternyata baru hari pertama saja mereka sudah pindah ke sekolahnya.

"Oiya, btw, tadi siapa, Die?"

"Temen lama gue," Liam mengangguk-anggukkan kepalanya. Seketika mereka tiba di kantin, disana ada Ellard, Andrew, serta Catherine yang duduk di meja pojok kantin. "Tuh, dipanggil Ellard,"

Elodie segera menghampiri dan ikut duduk disitu bersama Liam. "Die, ada yang mau gue omongin deh, penting. Ke taman belakang aja gimana?" ujar Ellard sembari bangkit dari duduknya.

"Yaelah, napa kagak disini aja, bro?" sahut Liam sembari kembali memakan batagor miliknya. Ellard hanya tersenyum menanggapinya, "Penting. Ayo, Die!"

Ellard dan Elodie pun berjalan beriringan ke taman belakang. Sesampainya di taman belakang sekolah, mereka duduk di sebuah kursi. Jujur, setelah mereka duduk hanya ada keheningan yang tercipta.

"Jadi gimana, Die?"

Ellard membuka percakapan terlebih dahulu. Elodie menghela nafasnya, mungkin sudah saatnya ia mengambil keputusan sekarang, "Gue udah ambil keputusan," ujarnya.

"Jadi..."

"Iyaa, gue mau jadi pacar lo,"

Seketika Ellard langsung tersenyum bahagia, "Makasih, Die," ujarnya. Elodie tersenyum haru, mungkin ini keputusan tepat yang akan diambilnya setelah berpikir matang semalam.

Ellard merogoh saku celananya lalu mengeluarkan sebuah liontin. Liontin itu berinisialkan huruf E. Inisial nama mereka. Ellard tersenyum menatapnya lalu memasangkan liontin itu untuk Elodie dan dirinya.

"Aku harap kita bisa terus bersama, El,"

Ellard mengangguk, "Mulai sekarang kamu milikku dan aku milikmu,"

♡♡♡

"Dari mana aja sih, Die? Lama banget ngobrol sama Ellard," gerutu Catherine saat Elodie sampai di kelas tepat saat bel berbunyi. Padahal niat Catherine tadi ingin bercerita kepada Elodie masalah crushnya itu.

"Hehe... Sorry, tadi ngobrolin penting banget,"

"Ngobrol apaan sih?" ujar Catherine penasaran. Elodie tersenyum penuh arti, "Gue jadian sama Ellard," ujarnya sembari memperlihatkan kalung liontin pemberian Ellard untuknya tadi. Catherine seketika terperangah kaget, "What?! Bisa-bisanya sekarang lo udah gak jomblo lagi, Die," ujarnya sembari berakting menangis.

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang