PART 28

2 4 3
                                    

Happy Reading🔥

"Gue butuh bantuan lo untuk sebuah misi."

"Bantuan untuk misi? Misi apa?" ujar orang tersebut sembari menaikkan sebelah alisnya. Lawan bicaranya mendekat dan berbisik, "Lo harus berjanji untuk masuk dan ikut membantu gue dalam misi ini dulu. Nanti gue bakal kasih tahu apa misinya."

Orang tersebut berpikir sejenak usai mendengar perkataan lawan bicaranya ini. "Ok. Gue janji bakal bantu dalam misi lo," ujarnya mengambil keputusan setelah berpikir matang. Lawan bicaranya tersenyum smirk penuh kemenangan. Ia menyerahkan segulung kertas kepada orang tersebut.

"Di dalam kertas itu terdapat misi dan rencana kita. Ini terlalu rahasia jadi gue gak bisa omongin langsung. Jangan lo bacain dengan suara, cukup baca di hati,"

Orang tersebut mengangguk dan menerima segulung kertas itu. Lawan bicaranya yang hendak pergi seketika membalikkan badannya, "Oiya, satu lagi. Baca isi kertas itu saat lo ada di kamar lo dan kunci kamar lo. Jangan ada seorang pun di kamar lo dan simpan kertas itu baik-baik," ujarnya tegas lalu setelah itu benar-benar pergi.

♡♡♡

"Masih sakit kakinya, Cath?"

Catherine mengangguk. Rasa nyeri ini masih terasa menjalar di seluruh kaki kanannya dan untungnya sahabatnya ini berbaik hati untuk membantunya berjalan menuju kursi. "Sakit banget, Die," keluh Catherine.

"Siapa sih pelakunya? Pengen gue hajar tuh orang. Enak banget pake disengaja,"

"Udah, mending lo fokus sembuhin dulu kaki lo. Gimana caranya lo hajar dia kalau kaki lo sakit gini?" ujar Elodie sembari mengusap punggung Catherine sembari tersenyum. Catherine mengangguk mendengar penjelasan Elodie.

"Tadi lo dianter siapa, Cath?"

"Andrew sialan." Elodie tertawa terbahak-bahak mendengar panggilan Catherine untuk Andrew, "Tumben mau nganterin," ujarnya. Catherine menatap kesal Elodie, "Gatau tuh dia lagi kesambet apa. Mana gue tadi cuman diturunin sampai parkiran doang. Kagak dibantuin jalan pula, udah tau kaki gue sakit gini," omel Catherine kesal.

"Parah sih Andrew,"

"Ya makanya, lo bilangin dah ke pacar lo itu buat nasehatin temennya kalau nganter orang lagi sakit itu sampai tempat tujuan. Bukan malah cuman sampai parkiran!" Elodie kembali tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Catherine. Sepertinya sahabatnya itu benar-benar kesal karena sudah ditinggal di parkiran oleh Andrew.

"Hola! Gimana ayam kate? Lo udah sembuh?" ujar Mateo yang baru datang dan menghampiri bangku Elodie dan Catherine. Catherine melotot mendengar panggilan Mateo padanya, "Sialan! Jangan panggil gue ayam kate! Jijik tau gak?"

Mateo meleletkan lidahnya, "Ayam kate, ayam kate, ayam kate!" ledeknya. Nafas Catherine memburu karena kesal. Ia menarik telinga Mateo yang tak jauh darinya dan menjewernya. "Aw, aw, aw!! Iya-iya, ampun kanjeng mami!"

"Sialan lo, Mamat!! Tambah kesel nih gue!"

Elodie tertawa terbahak-bahak melihat aksi keduanya yang tak berhenti-henti. Bayangkan saja, mereka berdua kini diperhatikan oleh sekelas saking ributnya hanya karena masalah panggilan nama. Hingga akhirnya Bu Wati masuk ke kelas untuk mulai belajar. Namun sayangnya, Catherine dan Mateo masih saja terus bergelut.

Ceklekk

"Sialan lo! Gue ubah juga nama lo jadi kambing!"

DOUBLE ELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang